Ahad 08 Nov 2020 07:04 WIB

Epidemiolog : Covid-19 Tinggalkan Jejak Kerusakan Organ

Prinsip mencegah harus dipegang teguh karena banyak mudharatnya kalau terinfeksi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi Covid-19. Para penyintas Covid-19 disebut berpotensi mengalami gangguan kesehatan di kemudian hari karena membekasnya kerusakan organ.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Para penyintas Covid-19 disebut berpotensi mengalami gangguan kesehatan di kemudian hari karena membekasnya kerusakan organ.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog mengingatkan penyintas Covid-19 tetap memperhatikan kesehatan. Para penyintas Covid-19 disebut berpotensi mengalami gangguan kesehatan di kemudian hari karena membekasnya kerusakan organ.

Epidemilog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengimbau agar penyintas Covid-19 yang sebelumnya berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) menjalankan pola hidup sehat. Ia khawatir mereka yang selamat dari Covid-19 justru lupa dampak jangka panjang penyakit akibat infeksi virus corona jenis baru tersebut.

Baca Juga

"Walau memang 80 persen kasus Covid-19 itu OTG, tapi bukan berarti tidak sakit," kata Dicky pada Republika, Sabtu (7/11) 

Dicky mendapati riset yang membuktikan infeksi Covid-19 baik bagi OTG atau tidak ternyata terjangkiti virus dalam jumlah yang sama. Pada OTG, infeksi virus corona ternyata meninggalkan jejak kerusakan organ juga pada paru-paru dan jantung.

Dicky mengungkapkan kekhawatirannya mungkin dalam 5-10 tahun ke depan bisa terjadi peningkatan pasien rumah sakit secara signifikan karena penurunan kesehatan para penyintas Covid-19 telah sampai batasnya.

"Kemungkinan peningkatan resiko gagal jantung di 10 tahun ke depan karena banyak orang OTG," ucap Dicky.

Oleh karena itu, Dicky mengajak penyintas Covid-19 selalu memperhatikan kesehatan. Sedangkan bagi mereka yang belum terjangkit diimbau terus mengikuti protokol kesehatan seperti pakai masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir.

"Ini harus dicegah dan diantisipasi. Prinsip pencegahan lebih baik harus dipegang teguh karena banyak mudharatnya kalau terinfeksi," kata Dicky.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement