REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten memperingatkan nelayan tradisional di pesisir selatan Lebak potensi gelombang masih tinggi berkisar antara 2,5 sampai empat meter.
"Kami berharap nelayan di sini sementara tak melaut guna menghindari kecelakaan laut," kata Kepala Seksi Penanganan Kedaruratan BPBD Provinsi Banten Sumardi di Posko Kesiapsiagaan Mitigasi di Villa Hejo Kecamatan Panggarangan Kabupaten Lebak, Jumat (6/11).
Potensi gelombang di pesisir selatan Lebak cukup membahayakan bagi nelayan tradisional,selain tiupan angin kencang juga disertai hujan lebat.
Cuaca buruk yang melanda perairan selatan Banten dan Samudra Hindia selatan Banten dapat menimbulkan kecelakaan laut, apalagi kebanyakan nelayan pesisir selatan Lebak menggunakan perahu kincang dengan mesin tempel yang tidak kuat menahan gelombang di atas dua meter.
Menurut dia, saat ini, nelayan pesisir selatan Lebak yang tidak melaut tersebar di TPI Bayah, Panggarangan, Pulau Manuk, Tanjung Panto, Sawarna, Suka Hujan, Cihara, Binuangeun dan Bagedur.
Selain itu juga masyarakat dan wisatawan agar tidak berada di sekitar pesisir selatan Lebak, karena khawatir tersapu gelombang pasang. BPBD Banten terus menyampaikan peringatan kewaspadaan dini, apalagi saat ini menghadapi fenomena La Nina yang ditandai gelombang tinggi, curah hujan meningkat, tiupan angin kencang dan petir.
Sementara itu, Ujang (50), nelayan TPI Pulo Manuk Kabupaten Lebak mengaku sudah dua pekan terakhir tidak berani melaut karena gelombang tinggi dan angin cukup kencang."Kami lebih baik tidak melaut melihat gelombang cukup tinggi dan bisa menimbulkan kecelakaan," katanya.