Sabtu 07 Nov 2020 02:08 WIB

Bekasi akan Pakai Terowongan untuk Wisatawan ke Gedung Juang

Akses terowongan akan mempermudah wisatawan berkunjung ke Gedung Juang 45 Tambun

Red: Nur Aini
Pekerja melakukan proyek perbaikan Gedung Juang 45 Tambun, Bekasi, Jumat (20/11).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Pekerja melakukan proyek perbaikan Gedung Juang 45 Tambun, Bekasi, Jumat (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat berencana memanfaatkan koneksi antara terowongan yang berada di bawah bunker Gedung Juang 45 Tambun dengan Stasiun Tambun sebagai akses lintasan khusus wisatawan yang ingin berkunjung ke situs peninggalan budaya itu.

"Kami juga sedang memikirkannya ke arah sana (penyambungan akses) akan kita masukkan ke rencana kerja ke depan," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bekasi Rahmat Atong di Cikarang, Jumat (6/11).

Baca Juga

Menurut dia penyambungan akses terowongan itu akan mempermudah wisatawan melakukan kunjungan ke Gedung Juang 45 Tambun. Hal itu karena mampu menghemat waktu dan tidak perlu memutar arah ataupun membutuhkan moda transportasi lain. Selain itu keberadaan terowongan ini juga menjadi keunikan tersendiri bagi objek wisata sekaligus situs budaya Gedung Juang 45 Tambun itu dalam memajukan sektor pariwisata daerah.

"Adanya temuan itu kita rencanakan masuk agenda tahun 2021, jadi masuk dari pintu utama bisa, masuk dari stasiun juga bisa. Itu juga kan bagian dari keunikan ya," katanya.

Atong menjelaskan terowongan di bunker Gedung Juang 45, Jalan Sultan Hasanudin, Desa Setia Darma, Kecamatan Tambun Selatan itu ditemukan tidak sengaja saat pihaknya melakukan pekerjaan revitalisasi Gedung Juang.

"Secara site plan informasinya nyambung ke stasiun. Di cek juga benar ada lorong yang kemungkinan besar tersambung ke Stasiun Tambun yang berada di belakang," katanya.

Pihaknya kemudian membongkar material semen yang menutupi titik bunker di bawah tangga gedung tersebut. Saat ditelusuri ternyata benar isi dalam bunker itu adalah sebuah lorong bawah tanah.

"Di sana itu ada lorong ke bawah, itu sudah kita ukur hanya sampai 4-5 meter, ke sananya kuat atau tidak belum tahu tapi jalur sementara sudah kita buka," ungkapnya.

Pihaknya masih menunggu instruksi Bupati Bekasi terkait temuan ini tetapi ia memastikan pembukaan akses akan melibatkan sejumlah pihak seperti ahli sejarah, arkeolog, serta Direktorat Perkeretaapian.

"Tinggal nunggu arahan saja, karena tentu perlu proses juga kan ya terkait akses lorong yang bisa langsung ke stasiun tersebut," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement