REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo meresmikan operasional Pasar Klewer Timur, Jumat (6/11). Ratusan pedagang telah menempati bangunan pasar baru yang selesai dibangun pada awal Oktober 2020 tersebut. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Tengah, Cakra Nagara, mengatakan, meski dalam pelaksanaan pembangunan terjadi pandemi Covid-19, namun pembangunan dapat diselesaikan dengan baik. Pembangunan dimulai 26 November 2019 dan selesai 5 Oktober 2020.
Bangunan terdiri dari basement untuk parkir, lantai semi basement terdiri 508 kios, dan plasa untuk ruang publik. "Semoga dengan selesainya rehabilitasi pembangunan Pasar Klewer Timur, para pedagang bisa berdagang dengan nyaman dan dagangannya laris," ucapnya.
Direktur Prasarana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Iwan Supriyanto, mengatakan, area parkir berkapasitas 932 motor, lantai semi basement untuk 508 kios, serta area pelataran seluas 3.700 meter persegi.
Rehabilitasi dilaksanakan secara kontrak tahun jamak 2019-2020 selama 310 hari. Rehabilitasi pasar tersebut dapat meningkatkan fungsi pasar sebagai sarana perdagangan rakyat. Bangunan baru diklaim aman, nyaman, bersih, tertata dan estetis, serta mencerminkan kearifan lokal.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, lantai plasa bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan tetapi jangan dipakai utk kegiatan pameran. Melainkan bisa untuk kegiatan pemilihan putra-putri Solo, festival keroncong, dan lainnya. Dia mengusulkan, jika ada kegaitan malam hari, pasar bisa dibuka sampai malam, sehingga pengunjung bisa sekalian berbelanja.
"Malam hari bisa ada kegiatan kuliner dan sebagainya itu akan lebih menarik para pengunjung datang ke Pasar Klewer. Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan bisa kolaborasi untuk dianggarkan kegiatan agar menarik pengunjung datang ke Pasar Klewer Timur," ucap dia.
Sesuai komitmen awal, lanjutnya, siapapun pedagang yang sufah terdaftar tidak ada yang membayar satu sen pun. "Pesan saya, dilarang merokok, jangan sampai ada yang merokok di dalam pasar," ujarnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi, menyatakan, setelah para pedagang boyongan pada 16 Oktober 2020, sebagian pedagang sudah membuka kiosnya secara normal. Namun, sebagian masih ada yang menata barang dagangan mereka.
"Yang penting para pedagang sudah diserahkan SHP-nya (surat hak penempatan), makin cepat makin baik kiosnya segera dibuka semua," kata Heru.