REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pemerintah membidik peluang ekspor pisang cavendish hasil panen petani di Kabupaten Jembrana, Bali, karena besarnya permintaan buah-buahan di pasar global khususnya komoditas pisang. "Kerja sama pemerintah pusat, daerah, swasta, dan petani adalah solusi yang diharapkan meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kontinuitas produk pisang cavendish," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (30/10).
Para petani di Bali Barat itu memanen pisang cavendish perdana yang sebelumnya menjadi percontohan di lahan seluas dua hektare pada 28 Desember 2019 untuk program pengembangan hortikultura berorientasi ekspor. Selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Pelaksanaan panen perdana ini merupakan langkah awal memasuki fase komersial untuk menunjukkan kepada masyarakat sekitar mengenai keberhasilan penanaman pisang cavendish di lokasi percontohan atau demplot. Pengembangan produk pertanian tujuan ekspor itu dilaksanakan dengan menggandeng PT Nusantara Segar Abadi, anak perusahaan PT Great Giant Pineapple yang menjadi salah satu eksportir pisang cavendish.
Kemenko Bidang Perekonomian mencatat per Oktober 2020, luas tanam pisang cavendish di Jembrana mencapai 23,31 hektare.
Pemerintah menargetkan akhir 2020 luas tanam mencapai 32 hektare. Diharapkan ini bisa meningkatkan nilai ekonomi hingga Rp 2,21 miliar per tahun, sehingga mendorong lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Kemenko Perekonomian menyebutkan kontribusi ekspor khususnya buah-buahan Indonesia pada 2019 mencapai 95,98 juta dolar AS dengan total volume 110 ribu ton. Dari total ekspor tersebut, ekspor produk pisang memberikan kontribusi sebesar 11,62 persen terhadap ekspor buah-buahan nasional dengan nilai 11,15 juta dolar AS dengan volume 22 ribu ton.
Adapun ekspor produk buah-buahan Indonesia diserap China, Hong Kong, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Pakistan. Sementara itu, selama masa pandemi Covid-19 dari Januari sampai Agustus 2020, realisasi ekspor buah-buahan mengalami peningkatan mencapai 102,93 juta dolar AS atau meningkat 21,84 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Pemerintah menyakini peningkatan itu menunjukkan buah-buahan Indonesia diminati pasar global, sehingga perlu dikembangkan untuk meningkatkan daya saing serta meningkatkan kontribusinya terhadap devisa negara.
Selain Kabupaten Jembrana, peluncuran serta tanam perdana juga telah dilaksanakan di dua lokasi percontohan lainnya yaitu Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Januari 2020 dan di Kabupaten Bener Meriah, Aceh, Februari 2020. Fase selanjutnya setelah fase percontohan adalah fase komersial yang akan mulai dilakukan kemitraan dengan petani sekitar. Target luas tanam adalah 300 hektare di tiap lokasi pengembangan.
Pengembangan pelaksanaan program ini juga akan dilaksanakan di empat kabupaten lainnya dengan total luas lahan 350 hektare. Yaitu Kabupaten Bondowoso, Banyuwangi dan Garut masing-masing seluas 100 hektare, dan Kabupaten Jombang seluas 50 hektare.