REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Sebanyak tiga dari tujuh alat pendeteksi longsor dan tanah bergerak (Early warning system) di Pekalongan rusak. Warga diimbau meningkatkan kewaspadaanya seiring meningkatnya curah hujan yang mengguyur di wilayah setempat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan Budi Raharjo mengatakan tujuh alat pendeteksi longsor dan tanah bergerak ini dipasang di titik rawan bencana agar warga mengetahui adanya gejala bencana alam.
"Namun, tiga dari tujuh alat pendeteksi ini, khususnya yang dipasang di sejumlah titik rawan bencana alam di Kecamatan Kandangserang masih rusak. Kami mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaanya terhadap longsor dan tanah bergerak seiring memasuki musim penghujan," katanya.
Budi mengatakan penyebab kerusakan tiga alat pendeteksi longsor yang rusak karena beberapa hal seperti faktor alam. "Alat pendeteksi longsor dan tanah bergerak ini berasal dari bantuan Pemerintah Provinsi Jateng, dan harganya sangat mahal," ucapnya.
Tujuh alat pendeteksi longsor dan tanah bergerak ini dipasang di Desa Curugmuncar, Kecamatan Petungkriono, Desa Kaliombo dan Werdi Kecamatan Paninggaran, serta Desa Bojongkoneng, Luragung dan Desa Wangkelang Kecamatan Kandangserang.
"Karena itu, kami mengimbau pada warga agar meningkatkan kewaspadaannya dengan menjaga kebersihan lingkungan dan jangan membuang sampah sembarangan," katanya.