REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR RI Charles Meikyansyah mendukung rencana pemerintah membangun kawasan wisata di daerah konservasi komodo di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebab, menurutnya, selama ini pengelolaan komodo dikelola secara amatir.
"Kenapa saya bilang mendukung, karena yang terjadi sekarang ini kan sebenarnya jumlah komodo itu semakin turun kan, karena memang pengelolaan yang dilakukan sampai hari ini sangat amatir," kata Charles kepada Republika, Kamis (29/10).
Selama ini, ia mengatakan, ada salah kaprah dalam pengelolaan komodo. Sebab saat ini, komodo tinggal sangat dekat dengan masyarakat.
Akibatnya, masyarakat 'memanjakan' komodo tersebut dengan makanan-makanan yang membunuh sifat-sifat keliarannya. "Saya beberapa kali ke Pulau Rinca itu saya melihat, //waduh// kok pengelolaannya kaya begini ya, dikasih makanan apa saja, dikasih makanan manusia, dikasih tahu, tempe, daging, ayam, yang semuanya akhirnya menyebabkan mereka 'malas' dan sifat-sifat sebagai hewan yang liar itu sudah hampir hilang," ujarnya.
Menurutnya dengan adanya konsep Jurassic Park, komodo akan tetap hidup liar di alamnya. Selain itu, ia juga menganggap pentingnya kawasan wisata itu dibangun untuk menjaga jumlah Komodo yang tersisa saat ini.
"Jadi kalau menurut saya apa yang dilakukan untuk Pulau Komodo ini menjadikan Jurassic Park itu dalam konteks menjaga jumlah mereka, kemudian juga mereka menjadi makhluk yang kembali sebagai makhluk awalnya sebagai makhluk yang liar, mencari makannya sendiri dan lain-lain ini akan terjadi," kata dia.
Terkait kekhawatiran masyarakat bahwa pembangunan kawasan wisata tersebut dapat merusak habitat asli komodo, politikus Partai Nasdem menilai bahwa hal itu tidak akan terjadi. Penggunaan teknologi dalam kawasan wisata tersebut menurutnya akan membuat manajemen pengelolaan menjadi jauh lebih baik.
"Penggunaan manajemen yang baik itu jauh lebih baik dibanding kemudian kita seolah-olah menerima kondisi yang hari ini, tapi kita melihat dari sisi kebersihan, dari sisi pelepasliaran, dari sisi manusia yang begitu enaknya memberikan makanan dan segala macam, dan soal keselamatan dari mereka itu sendiri, diselundupkan ke beberapa negara," ucapnya.
"Saya lebih mendukung kalau pun ada proses itu harus tetap dilakukan dengan proses yang hati-hati dengan menggunakan teknologi yang ramah terhadap lingkungan," imbuhnya.