Senin 26 Oct 2020 05:45 WIB

3M Masih Paling Efektif Tangkal Covid-19

Apalagi, pandemi Covid- 19 kini terjadi di lebih dari 200 negara.

Pelajar menggunakan busana muslim memperingai hari santri mencuci tangan sebelum masuk kelas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar (KMB) tatap muka terbatas di SMA Negeri 2 Jombang, Jawa Timur, Kamis (22/10/2020). Pembelajaran tatap muka di sekolah tersebut menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 yang ketat dan per kelasnya hanya diikuti maksimal 15 siswa.
Foto: ANTARA/Syaiful Arif
Pelajar menggunakan busana muslim memperingai hari santri mencuci tangan sebelum masuk kelas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar (KMB) tatap muka terbatas di SMA Negeri 2 Jombang, Jawa Timur, Kamis (22/10/2020). Pembelajaran tatap muka di sekolah tersebut menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 yang ketat dan per kelasnya hanya diikuti maksimal 15 siswa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus korona SARS-CoV2 (Covid-19) diprediksi tidak akan hilang dan tetap terus ada di dunia. Karena itu, masyarakat diminta terus patuh dan tak bosan dalam menerapkan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan memakai sabun untuk mencegah terinfeksi virus ini.

Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan, Covid-19 tetap ada seperti eksistensi virus Human Immunodefi ciency Virus (HIV)-Acquired Immune De ficiency Syndrome (AIDS). Apalagi, pandemi Covid- 19 kini terjadi di lebih dari 200 negara.

"Kita tidak akan bebas Covid-19, apalagi sudah menginfeksi negara-negara di seluruh dunia. Virusnya tetap ada, karena ka lau mau menghilangkan virus yamusnahkan juga virusnya di negara-negara lain," katanya saat dihubungi Republika, Sabtu (24/10).

Yurianto membandingkan dengan eksis tensi virus HIV-AIDS saat era 1980-an. Saat itu, ketakutan terhadap virus ini luar biasa. Namun, kini masyarakat melupakannya seolah-olah hilang, padahal virus itu masih ada di muka bumi ini. Padahal, kata dia, orang yang terinfeksi Covid-19 bisa sembuh, sedangkan HIV tidak benar-benar sembuh karena harus meminum obat seumur hidup.

Karena potensi penularan virus masih terjadi, Yuri meminta masyarakat melakukan upaya pencegahan. Sebab, ia menjelaskan, upaya pencegahan masuknya virus yang utama (primary prevention) adalah yang terpenting. Masyarakat di minta menerapkan protokol kesehatan 3M.

"3M ini mencegah untuk terpapar, kemudian kalau virus tidak masuk tubuh, tidak sakitkan. Artinya primary preventionharus tetap dijalankan, tidak ada tawar-menawar," ujar pria yang juga pernah menjabat sebagai dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes itu.

Dia menambahkan, masyarakat yang melaksanakan protokol kesehatan ini tak hanya untuk mencegah penularan Covid- 19, tapi juga menurunkan penyakit lain, seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) hingga diare karena masyarakat yang rajin cuci tangan. Menurutnya, upaya ini dijalankan untuk mencegah sakit karena sehat menjadi kewajiban, sedangkan sakit menjadi pilihan.

Meski bukan pekerjaan mudah, tak mus tahil kalau Indonesia bisa mengendalikan Covid-19. Bahkan, negara seperti Cina yang merupakan daerah pertama virus ini berkembang dan disebut-sebut sudah bebas infeksi ternyata masih menerapkan kewaspadaan luar biasa dengan menerapkan karantina 14 hari bagi warga negara asing yang baru tiba mengunjungi Cina.

Juru bicara Satgas Penanganan Covid- 19 Wiku Adisasmito sebelumnya menyatakan, adanya vaksin tidak menjamin pandemi akan selesai di Tanah Air. "Vaksin bukan satu-satunya jaminan penuntasan pandemi Covid-19 di Indonesia," kata Wiku.

Wiku mengatakan, vaksin adalah salah satu bentuk intervensi medis untuk memperkuat imunitas masyarakat di tengah pandemi. Dia menekankan, program vaksi nasi harus diikuti kesadaran dan kedisiplinan publik atas protokol kesehatan.

Tanpa kedisiplinan atas protokol kesehatan maka upaya penuntasan pandemi akan sulit dilakukan, ujar Wiku. (rr laeny sulistawati, ed:mas alamil huda)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement