REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim segera menyiapkan literasi digital untuk mempercepat transformasi digital Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Transformasi digital bukan semata-mata karena pandemi Covid-19, tetapi merupakan kebutuhan pasar.
"Saya ingin tegaskan bahwa transformasi digital adalah sebuah kebutuhan bagi pemulihan ekonomi kita. Bukan semata- mata karena Covid-19, tetapi sekali lagi merupakan kebutuhan," ujar Khofifah di Surabaya, Jumat (23/10).
Melalui transformasi digital, Khofifah berharap bisa membuka peluang dan kesempatan bagi produk-produk UMKM Jatim, agar pasarnya makin kuat. Baik di kancah nasional maupun internasional. Terlebih bisa menjadi ajang untuk memamerkan originalitas produk suatu daerah.
"Di lapangan sangat banyak produk-produk yang punya daya saing tinggi. Jika ditambah narasi atau story maka lebih kuat lagi nilainya," ujarnya.
Khofifah melanjutkan, dengan transformasi digital yang dilakukan, upaya menemukenali potensi daerah dapat dilakukan semakin gencar. Sehingga, langkah yang ditempuh nantinya akan membuka akses pasar yang lebih luas.
"Kalau kita terus menemukenali lebih banyak, insya Allah akses pasar bisa kita bangun lebih luas lagi," kata Khofifah.
Khofifah pun berpesan kepada seluruh pengurus Dekranasda kabupaten/kota se-Jatim agar mempersiapkan diri menyisir potensi-potensi di daerah. Sehingga bisa membangun koneksitas yang lebih luas dengan diaspora dan kamar dagang dari berbagai negara.
"Kita memang sudah harus meluaskan produk-produk masyarakat Indonesia, bukan hanya Jawa Timur," kata dia.
Ketua Dekranasda Jawa Timur Arumi Bachsin Dardak menyampaikan betapa pentingnya bagi pelaku UMKM untuk melakukan transformasi digital. "Akan sangat merugi jika UMKM Jatim tidak bisa memanfaatkan kesempatan yang ada saat ini untuk pengembangan daya saingnya, baik di kancah nasional maupun internasional," kata istri Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, itu.