REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus melakukan mitigasi bencana di musim hujan yang ditambah dengan fenomena La Nina atau anomali cuaca. Berbagai upaya dilakukan agar dampak bencana bisa diminimalisasi dan tidak menyebabkan korban.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan musim hujan sudah mulai berlangsung di Kota Bandung ditambah terjadi fenomena anomali La Nina. Menurutnya, dampak La Nina membuat curah hujan di Bandung tinggi dan dapat berlangsung sampai Maret 2021.
"Bandung sebagai daerah cekungan harus mewaspadai beberapa hal kemungkinan bisa terjadi seperti longsor, banjir dan pohon," ujarnya, Jumat (23/10). Ia mengatakan, pihaknya bersama TNI dan elemen masyarakat berupaya mempersiapkan mitigasi bencana.
"Tentunya pemerintah tidak bisa sendiri mengatasi ini tapi butuh partisipasi masyarakat sehingga hari ini mulai untuk semakin waspada fenomena alam ini," ungkapnya.
Menurutnya, petugas kewilayahan pun harus meningkatkan mitigasi bencana dengan membersihkan saluran air, gorong-gorong dan sungai. Yana melanjutkan, pihaknya berharap adanya kolam retensi di wilayah Jalan Bima dapat meminimalisasi banjir di Sungai Citepus termasuk di wilayah Gedebage.
"Mudah-mudahan kalau terjadi curah hujan tinggi dapat terserap (kolam retensi), ada drumpori. Semua waspada dampak alam ini kita bisa terhindar dari bencana," katanya.
Menurutnya, fokus penanganan bencana berada di wilayah Timur Bandung dan Barat. Ia mengatakan, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan wilayah lain di Bandung Raya terkait mitigasi bencana.
"Insya Allah dengan komunikasi, kita sama-sama bisa meminimalisasi kejadian yang tidak diharapkan," katanya.