Kamis 22 Oct 2020 05:27 WIB

Libur Panjang, Penumpang Angkutan Diprediksi Naik 20 Persen

Operator angkutan diminta memperketat penerapan protokol kesehatan.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Friska Yolandha
Menhub Budi Karya Sumadi memperkirakan libur panjang 28 Oktober hingga 1 November 2020 mendatang  bisa meningkatkan jumlah masyarakat yang menggunakan transportasi umum baik darat, laut, dan udara. Tidak menutup kemungkinan, kenaikan penumpang hingga 20 persen.
Foto: Prayogi/Republika
Menhub Budi Karya Sumadi memperkirakan libur panjang 28 Oktober hingga 1 November 2020 mendatang bisa meningkatkan jumlah masyarakat yang menggunakan transportasi umum baik darat, laut, dan udara. Tidak menutup kemungkinan, kenaikan penumpang hingga 20 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memperkirakan libur panjang 28 Oktober hingga 1 November 2020 mendatang  bisa meningkatkan jumlah masyarakat yang menggunakan transportasi umum baik darat, laut, dan udara. Tidak menutup kemungkinan, kenaikan penumpang hingga 20 persen.

"Karena hari liburnya relatif panjang, bisa jadi kenaikan (penumpang angkutan umum) sekitar 20 persen," katanya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Potensi Penyebaran Covid-19 Ketika Libur Panjang, Rabu (21/10) malam.

Potensi ini membuat ia mewanti-wanti maskapai dan penerbangan agar menambah penerbangan pesawat di udara, perjalanan kereta api, dan bus. Hingga saat ini, ia menyebutkan kapasitas tempat duduk di alat transportasi ini rata-rata 43 persen, bahkan kereta api baru 30 persen. 

Padahal pihaknya menetapkan protokol kesehatan bahwa kapasitas angkutan umum, termasuk kereta api maksimal 70 persen. Artinya, dia menambahkan, masih ada celah untuk menambah kapasitas kendaraan umum termasuk pesawat. 

Terkait penambahan penumpang yang berpotensi bisa menularkan virus, pihaknya akan mengumpulkan operator kendaraan umum. Tujuannya untuk berkoordinasi membahas mengenai penerapan protokol kesehatan. 

"Besok kami mengumpulkan operator dan akan koordinasi lagi," ujarnya.

Ia mengakui sebelumnya manajemen Kereta Api Indonesia hingga beberapa maskapai memberikan face shield supaya dipakai penumpangnya. Kendati demikian, ia kembali mengingatkan bahwa tidak ada alasan untuk lengah dan melanggar protokol kesehatan. 

Di lain pihak, ia meminta tempat-tempat wisata yang nantinya banyak dikunjungi saat liburan juga harus menerapkan protokol kesehatan. Ia merekomendasikan adanya aparat TNI/polri di tempat-tempat wisata di Jakarta seperti di Ancol, Ragunan, atau tempat wisata lainnya.

"Ini (protokol kesehatan) memang harus dijaga," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement