REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan sejumlah kepala daerah di Indonesia sudah mulai menunjukkan sikap yang sadar bencana.
"Beberapa tahun terakhir BNPB melihat hal-hal positif yang dilakukan para pemimpin di daerah dengan melibatkan banyak komponen ketika ada informasi curah hujan tinggi," katanya dalam acara bincang-bincang yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia, yang diikuti di Jakarta, Selasa (20/10).
Ia mengatakan para pemimpin di daerah melibatkan banyak pihak untuk mengingatkan masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai untuk mengikuti informasi yang berasal dari daerah hulu.
Ketika hujan dengan intensitas tinggi terjadi, informasi tentang kondisi tinggi permukaan air dan cuaca dari daerah hulu harus menjadi perhatian bagi masyarakat yang ada di daerah hilir.
"Bila prosedur tersebut dilakukan, diikuti dengan evakuasi, ketika banjir bandang tiba masyarakat akan selamat," katanya.
Begitu juga ketika masyarakat yang tinggal di lereng bukit dan gunung dengan kemiringan lebih dari 30 derajat mengikuti peringatan dan badan penanggulangan bencana dan bersedia dievakuasi.
"Ketika terjadi longsor, rumah-rumah mereka mungkin akan tertimbun, tetapi masyarakatnya selamat," kata Doni Monardo.
Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan mitigasi bencana sangat penting dan masing-masing wilayah memiliki tingkat kerawanan yang berbeda sehingga memerlukan upaya mitigasi yang berbeda.
"Mitigasi bencana tidak hanya mengandalkan badan penanggulangan bencana, tetapi juga harus melibatkan masyarakat. Perlu peran serta masyarakat untuk tidak menebang pohon dan mengalihfungsikan hutan menjadi kebun atau ladang," katanya.
Ia mengatakan Kabupaten Bogor merupakan wilayah berbukit-bukit dengan kontur tanah yang berbeda. Wilayah Kabupaten Bogor bagian Selatan, Barat, dan Timur merupakan wilayah yang perlu mendapatkan perhatian lebih.
"Wilayah utara karena kontur tanahnya lebih datar jadi relatif lebih aman," demikian Ade Yasin.