REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya, terutama Satgas Penanganan Covid- 19, untuk mengantisipasi libur panjang akhir Oktober. Pada libur yang ber tepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad nanti, diperkirakan mobilitas masyarakat akan naik signifikan, terutama menuju destinasi wisata.
Lonjakan pergerakan manusia ini, kata Presiden, berpotensi meningkatkan angka kasus Covid-19 harian. Indonesia pernah mengalami lonjakan kasus hingga lebih dari 30 persen pada awal September lalu sebagai akibat dari libur panjang Tahun Baru Islam pada pertengahan Agustus. Ramainya tempat wisata dan banyaknya warga yang memilih ke luar rumah terbukti menaikkan angka kasus.
"Ini perlu kita bicarakan agar kegiatan libur panjang dan cuti bersama ini jangan sampai berdampak pada kenaikan kasus Covid," ujar Presiden Jokowi dalam sambutan rapat terbatas, Senin (19/10).
Pemerintah, lanjut Presiden, perlu mempertahankan dan memperbaiki capaian penanganan Covid-19 yang sudah berjalan saat ini. Ia tak ingin adanya pergerakan manusia dalam jumlah banyak saat long weekend pada akhir bulan ini justru kembali menaikkan tren penambahan kasus Covid-19.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta kepala daerah mengantisipasi terjadinya kerumunan di berbagai tempat wisata saat libur panjang pada akhir Oktober nanti. Tempat wisata diprediksi menjadi titik berkumpulnya masyarakat untuk menghabiskan libur panjang.
Tito mengatakan, tempat wisata harus dikelola dengan baik dengan membatasi kapasitas pengunjung hingga 50 persen. Untuk membatasi kapasitas pengunjung di tempat wisata, Kemendagri akan meminta seluruh daerah dan forkopimda agar mengidentifikasi tempat liburan dan mengatur kapasitas pengunjung yang diizinkan.
Ini masih ada waktu empat sampai lima hari. Diatur dengan para pengelola itu supaya tidak terjadi kerumunan. Mungkin dengan mengurangi kapasitas. Tidak adanya kegiatan, izin kepolisian, tidak memberikan izin kegiatan keramaian dengan musik- musik, kemudian kumpulan besar. "Kita akan lakukan langkah itu," ujar dia.
Pemerintah merilis penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 3.373 orang dalam 24 jam terakhir, terhitung per Senin (19/10). Angka ini jauh lebih rendah dibanding kan penambahan kasus pada Ahad (18/10) dengan 4.105 orang atau Sabtu (19/10) dengan 4.310 orang.
Penurunan jumlah kasus harian juga terjadi pada awal pekan lalu dengan angka kasus baru di bawah 4.000 orang. Bahkan, polanya terlihat jelas, setiap Senin angka kasus baru selalu di bawah 4.000 orang.
Pada Senin (28/9) tambahan kasus dilaporkan 3.509 orang. Kemudian, Senin (5/10), penambahan kasus 3.622 orang dan Senin (12/10) penambahan kasus 3.267 orang.
Pola penurunan jumlah kasus baru di awal pekan kini kembali terjadi menyusul kapasitas testing atau pemeriksaan yang menurun pada akhir pekan. Kapasitas pemeriksaan yang dilaporkan pada Senin (19/10)ini `hanya' 36.259 spesimen. Angka tersebut turun dibandingkan jumlah spesimen yang diperiksa pada Sabtu (17/10) dengan 43.305 spesimen atau Jumat dengan 41.541 spesimen.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, beberapa kebijakan disiapkan untuk meng antisipasi libur panjang agar tak menyebabkan lonjakan kasus harian. Seperti imbauan bagi keluarga untuk menghabiskan long weekend di rumah, hingga menggandeng pem da memperketat pengawasan di lokasi wisata.
Catatan pemerintah, jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia juga semakin menurun dari pekan ke pekan. Persentase kasus aktif per 20 September lalu masih sebesar 23,6 per sen. Angkanya turun cukup signifikan, menjadi 17,69 persen pada 18 Oktober atau berselang satu bulan setelahnya.
Angka kesembuhan juga meningkat, dari 72,5 persen pada 20 Septem ber menjadi 78,85 persen pada 18 Oktober. Perbaikan juga terlihat dari tingkat kematian yang menurun, dari 3,9 persen pada 20 September lalu menjadi 3,45 persen per 18 Oktober. (sapto andika candra, dessy suciati saputri, ed: mas alamil huda)