REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi D DPRD DKI Jakarta mengadakan rapat terkait longsor yang menewaskan satu warga di Jalan Damai, Kelurahan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel), Senin (19/1). Dalam pembahasannya, peserta rapat beberapa kali menyebut, pengembang Melati Residence, pihak yang membangun turap yang longsor itu, 'dibekingi' orang kuat berpangkat jenderal.
Hal itu pertama kali disampaikan Camat Jagakarsa, Alamsyah ketika anggota dewan menanyakan apakah pengembang sudah memberikan santunan kepada warga terdampak. Alamsah menyebut, hampir setiap hari memantau penanganan longsor tersebut, tapi tak sekali pun melihat perwakilan pengembang datang.
Bahkan, lanjut dia, pengembang tersebut bukan hanya tak hadir dalam rapat Komisi D, tapi juga ketika dipanggil Wali Kota Jaksel, Marullah Matali. Alasannya sama, yakni karena dipanggil kapolsek terkait penyelidikan kasus longsor.
"Gimana mau ada penanganan khusus. Mungkin dia merasa ada orang besar kali di belakangnya sehingga dia menyepelekan kita," kata Alamsah di ruang ruang rapat Komisi D, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin.
Anggota Komisi D DPRD DKI, Hardiyanto Kenneth merespons paparan Alamsah dengan geram. "Pak camat, sekarang zaman sudah canggih, pak. Sudah tidak ada lagi orang-orang kuat," katanya.
"Saya cukup panas bapak ngomong kayak gitu. Tidak ada, pak. Salah (ya) salah, benar (ya) benar," kata politikus PDIP itu.
Ketua Komisi D DPRD DKI, Ida Mahmudah ikut menanggapi soal adanya 'orang kuat' tersebut. Ida menyebut, orang kuat yang dimaksudkan adalah seorang jenderal. "Kemarin-kemarin saya bisik-bisik sama Bu Yuke (juga anggota Komisi D), kita juga ada jenderal, ya, Bu Yuke," kata Ida.
Seusai rapat, Republika berupaya mengkonfirmasi kepada Ida, siapa jenderal yang dimaksud? Sebab, isu adanya jenderal yang 'membekingi' pengembang Melati Residence sudah disampaikan juga oleh sejumlah warga terdampak kepada Republika saat mengunjungi lokasi.
Ida mengaku tak mengetahui siapa jenderal yang dimaksud. Ia tak tahu pula apakah jenderal tersebut berasal dari Polri atau TNI. "Itu kan masih katanya, kita belum tahu," kata politikus PDIP itu.
Ida menambahkan, pihaknya tak gentar dalam membahas pertanggungjawaban Melati Residence kendati mereka dibekingi seorang jenderal. "Mudah-mudahan hoax lah soal bicara jenderal. Saya yakin jenderal juga peduli terhadap manusia yang jadi korban, saya berharap itu," kata Ida.
Sekretaris Kota Jaksel, Munjirin, mengaku, pihaknya tak terganggu dengan adanya kabar jenderal membekingi pengembang Melati Residence. Pihaknya bakal tetap meminta pertanggungjawaban pengembang. "Kita berjalan sesuai aturan. Normal saja," kata Munjirin sesuai rapat di DPRD.
Hingga berita ini ditulis, Republika belum berhasil mendapatkan tanggapan pihak pengembang Melati Residence. Longsor disertai banjir melanda pemukiman warga di Jalan Damai, RT 04, RW 02, Kelurahan Ciganjur, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (10/10) malam WIB. Sebanyak empat rumah tertimbun material longsor. Akibatnya satu warga meninggal dan dua luka-luka. Selain itu, 300 rumah terendam banjir.
Longsor berasal dari turap atau tebing pembatas perumahan Melati Residence. Di atas turap setinggi 12-20 meter itu terdapat sejumlah rumah. Material longsornya menutup aliran anak Kali Setu dan menimpa rumah penduduk di sisi kanan sungai.