Selasa 13 Oct 2020 14:37 WIB

Muhammadiyah di Bawah Pimpinan 4 Guru Besar

Muhammadiyah terlahir untuk mengurus kehidupan sosial dan keagamaan.

Deni al Asyari, Direktur Suara Muhammadiyah
Foto:

Prof Haedar Nashir, walaupun dilihat sedikit berbeda, namun di tangan beliaulah, tradisi kepemimpinan Muhammadiyah dalam membangun relasi dengan negara, diramu dengan baik. Mungkin sebagian terlihat relasi Muhammadiyah dan Negara lebih akomodatif, namun jika dicermati sesungguhnya tidaklah demikian. Justru pola yang dibangun tidak jauh berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya, yaitu dengan meramu 3 pendekatan sebelummya, dengan model relasi yang bersifat kritis-konstruktif-akomodatif.

Hanya saja, Prof Haedar Nashir memiliki gaya tersendiri. Bagi Haedar, membangun bukan dengan cara merusak, mengingatkan, bukan dengan cara menjaga jarak, meluruskan bukan dengan cara membuat kegaduhan. Selain tetap melakukan komunikasi-komunikasi langsung dan resmi dalam menyampaikan masukan dan kritik, Prof Haedar juga tidak jarang, melakukan kritik dengan gaya yang lebih teduh, santun tapi tajam.

Sebagai contoh yang mutakhir misalnya, ketika Prof Haedar Nashir menyampaikan kritik terkait UU Omnibuslaw Ciptaker. Beliau mengatakan "Sekali pemerintah & DPR berkehendak, maka tak ada kekuatan apapun yang dapat mencegah dan menghentikannya. Dan mungkin suara Tuhan pun, tak akan didengar", ungkapnya.

Kalimat ini walaupun terkesan datar, namun sangat tajam dan menghunjam orang yang dikritik. Dan inilah pola serta gaya dari Prof Haedar. Namun tidak jarang juga, Prof Haedar menyampaikan kritik dan masukan secara langsung kepada pihak terkait untuk menyampaikan apa yang menjadi aspirasi umat.

Namun, secara keseluruhan, empat guru besar dalam memimpin Muhammadiyah, sama-sama menempatkan Muhammadiyah dalam relasinya dengan negara sebagai relasi yang kritis, konstruktif dan akomodatif. Karena Muhammadiyah tidak punya kepentingan secara pragmatis dan struktural politik dengan kekuasaan. Melainkan, kepentingan yang lebih besar untuk anak bangsa dan kemakmuran negeri tercinta ini.

Jadi jika dibaca secara jernih, 4 tokoh yang pernah dan sedang menakhodai Muhammadiyah ini, mereka adalah orang-orang yang tulus ingin membangun negeri ini. Dan yang perlu juga diketahui, bahwa beliau semua terlahir dan besar dari "rahim" yang sama, yaitu Majalah Suara Muhammadiyah.

Semoga beliau semua selalu dalam lindungan Allah swt dan sehat walafiat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement