REPUBLIKA.CO.ID, BATAM - Museum Batam Raja Ali Haji yang rencananya akan diresmikan akhir tahun 2020, memuat berbagai benda bersejarah dan foto peradaban kota kepulauan itu sejak masa Kerajaan Riau Lingga.
"Kami terus mengumpulkan benda-benda peninggalan sejarah bahkan sejak pada masa Kerajaan Riau Lingga yang termahsyur," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata, Selasa (13/10)
Usai masa Kerajaan Riau Lingga, terdapat juga benda bersejarah pada waktu penjajahan Belanda, masuknya Temanggung Abdul Jamal, Jepang, Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau, awal pengembangan Otorita Batam, kepemimpinan BJ Habibie, Kota Administratif hingga masuk sejarah Astaka, Khasanah Melayu, dan infrastruktur Batam sekarang.
"Kita mengambarkan 'before' dan 'after' infrastruktur Batam. Di bawahnya ada masa kota administrasi," kata Ardi.
Museum Batam Raja Ali Haji berlokasi di gedung tempat perhelatan MTQ Nasional 2014 di sekitar alun-alun kota, Dataran Engku Putri. Ardi berharap Museum Batam Raja Ali Haji dapat menjadi kebanggaan bagi Kota Batam, sekaligus destinasi wisata baru.
Ketua Harian Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, Muhammad Sahir Ibrahim menyatakan keberadaan museum itu merupakan impian warga. Ia berharap museum dapat melahirkan khazanah Kota Batam, menampilkan banyak tokoh nasional di Kepri khususnya di Kota Batam.
Seketaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Jefridin menyatakan peresmian museum rencananya pada Hari Jadi Kota Batam, 18 Desember 2020.