REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menyiagakan sebanyak 722 pompa untuk mengantisipasi banjir dan musim hujan di ibu kota. Pompa pengendalian banjir tersebut terdiri dari tiga jenis, yakni pompa stasioner, pompa mobile, dan pompa apung.
Kepala Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta, Juaini Yusuf mengatakan, saat ini pihaknya memiliki pompa stasioner sebanyak 487 unit yang tersebar di 178 lokasi. Seperti di dekat sungai, waduk, maupun pintu air. Pompa ini akan bekerja langsung memompa air menuju sistem drainase yang lebih besar apabila tinggi muka air meningkat.
Dia menyebut, kondisi pompa stasioner tersebut sebagian besar dalam keadaan baik. "Kondisi pompa stasioner 90 persen dalam keadaan baik. Sisanya masih dalam perbaikan. Untuk pompa yang kondisinya baik pun secara rutin kami lakukan pengecekan agar pompa dapat bekerja secara optimal pada saat musim hujan," kata Juaini dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/10).
Selain pompa statisioner, Juaini menjelaskan, pihaknya memiliki 160 unit pompa mobile dengan kapasitas 400 liter air per detik. Dia menuturkan, tahun ini Dinas SDA DKI Jakarta juga telah menyiapkan penambahan sekitar 10 unit pompa mobile. "Pompa mobile tersebut diprioritaskan untuk lokasi seperti Kali Betik, Muara Angke dan Teluk Gong, serta lokasi rawan genangan lainnya," ujar dia.
Adapun beberapa waktu lalu, sambung dia, pihaknya mempunyai 65 unit pompa apung yang telah disebar ke lima kota administrasi DKI Jakarta. Masing-masing wilayah mendapatkan 13 unit pompa apung.
Dia menjelaskan, pompa apung memiliki bentuk yang simpel. Sehingga dapat digunakan untuk menyedot air pada permukaan yang tidak dapat dilalui oleh pompa mobile.
"Meski ukurannya lebih kecil dan bentuknya lebih sederhana, daya sedot pompa apung cukup besar, yakni mencapai 50 liter per detik. Kami berharap pompa apung ini dapat semakin memaksimalkan penanganan banjir di seluruh wilayah DKI Jakarta," imbuhnya.