REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan fenomena La Nina yang terjadi di Indonesia bisa menimbulkan dampak. Sebab, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, La Nina mengakibatkan curah hujan tinggi di Tanah Air hingga Maret 2021 dan bisa mengakibatkan bencana banjir.
Menurut Kepala BNPB Doni Monardo, Indonesia mengalami anomali cuaca tahun ini. Sebab, selama September, Oktober, bahkan November tahun lalu masih terjadi kebakaran hutan dan lahan di sejumlah provinsi, terutama di Riau. Selain itu, di Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
"Namun, tahun ini berbeda. Yang kita hadapi hari ini adalah provinsi-provinsi ini mengalami percepatan terjadinya hujan. Dan BMKG sudah menyampaikan bahwa dalam periode tiga bulan ke depan bahkan sampai dengan Maret 2021, kita menghadapi curah hujan yang tinggi karena menghadapi fenomena La Nina," ujarnya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Antisipasi Banjir di Musim Hujan, Senin (12/10).
Kondisi ini, dia melanjutkan, bisa mengakibatkan banjir, sama seperti saat hujan di Jakarta pada 1 Januari 2020 lalu. Saat itu, ia menyebutkan, hujan terjadi di bagian hulu, terutama di kawasan Bogor, Jawa Barat, dan sekitarnya yang mengakibatkan banjir dan menimbulkan korban jiwa.
Oleh karena itu, Doni mengaku, BNPB telah mengeluarkan sejumlah surat edaran kepada para gubernur, bupati, wali kota untuk mewaspadai beberapa hal. Pertama, mengikuti setiap perkembangan yang disampaikan oleh BMKG.
Kemudian kedua, melakukan langkah persiapan, termasuk apel kesiapsiagaan, mengecek perahu, tenda, tempat pengungsian, kemudian obat-obatan bagi masyarakat yang mungkin akan terdampak. Dan ketiga, memastikan adanya makanan siap saji untuk ibu hamil, anak-anak kecil, selimut. "Semuanya sudah saya ingatkan supaya disiapkan," ujarnya.
Ketua Penanganan Covid-19 ini juga menyarankan daerah yang belum mengalami musim hujan, untuk melakukan susur sungai dengan memilih orang yang profesional dan terlatih. Pihaknya juga meminta kepada seluruh pimpinan bahkan tingkat RT dan RW untuk mau bekerja gotong royong membersihkan semua saluran drainase selokan kemudian sungai-sungai kecil yang tersumbat.
Tak hanya itu, dia meminta aparat di daerah juga memasang peringatan dini di sepanjang sungai. Sehingga, daerah yang sudah memiliki informasi mengenai adanya hujan di hulu bisa mengungsikan masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai. Sehingga ketika banjir bandang tiba, mereka sudah bisa selamat.
"Dibutuhkan kerja sama dalam kondisi pandemi seperti sekarang. Di pandemi ini, kita juga dituntut untuk bisa memperhatikan alam sekitar kita," katanya.
Doni berharap, ke depannya jangan sampai terjadinya hujan dan banjir kemudian mengakibatkan korban jiwa yang tidak diharapkan.