REPUBLIKA.CO.ID,
SAMPIT - Sejumlah relawan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap kebakaran lahan. Secara rutin, mereka membasahi lahan gambut agar tidak mudah terbakar.
"Hampir setiap hari saat cuaca sedang panas, kami melakukan pembasahan di lahan gambut dengan cara menyiraminya. Ini sebagai antisipasi untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan," kata Ketua Komunitas Milenial Tanggap Bencana Sampit, Adi Wahyudi, di Sampit, Senin (12/10).
Komunitas Milenial Tanggap Bencana Sampit merupakan kelompok relawan yang terdiri atas puluhan anak muda dari berbagai latar belakang pekerjaan. Mereka mendedikasikan diri membantu pemerintah mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.
Ia menyebut komunitas itu aktif sejak beberapa tahun terakhir. Mereka membantu penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, mereka beroperasi secara swadaya untuk menghindarkan daerah setempat dari kebakaran lahan dan kabut asap.
Ia menyebut potensi kebakaran lahan semakin meningkat seiring dengan berkurangnya curah hujan. Dalam kondisi seperti itu, gambut mudah kering sehingga mudah terbakar, padahal pemadamannya cukup sulit karena api terus membakar ke dalam tanah meski di permukaan tanah sudah padam.
Untuk memadamkan kebakaran lahan gambut, katanya, diperlukan penyiraman berulang-ulang, sampai tanah gambut benar-benar basah sehingga api di dalam tanah juga mati.
Wahyudi bersama rekan-rekannya berinisiatif membasahi lahan gambut secara rutin untuk mencegah kebakaran lahan gambut. Kegiatan itu mereka lakukan, khususnya di lokasi-lokasi yang rawan kebakaran hutan dan lahan.
Upaya pembasahan gambut ini cukup terbantu oleh sumur bor yang dibuat Badan Restorasi Gambut (BRG) pada 2019. Ada 37 titik sumur bor yang bisa mereka manfaatkan untuk memudahkan penyiraman gambut maupun memadamkan kebakaran hutan dan lahan.
"Mudah-mudahan dengan dibasahi seperti itu, lahan gambut tidak mudah terbakar sehingga bencana kabut asap tidak sampai terjadi. Pembasahan lahan sangat terbantu oleh keberadaan sumur bor tersebut," kata dia.
Adi Wahyudi menegaskan komitmen dan konsistensi komunitas mereka membantu pemerintah daerah dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Mereka juga bergerak atas koordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19.