Sabtu 10 Oct 2020 13:18 WIB

Kebun Plasma Nutfah Pisang Yogyakarta Buka Akhir Pekan

Kebun plasma nutfah pisang Yogyakarta dibuka karena animo berkebun meningkat

bibit pisang
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
bibit pisang

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta berupaya meningkatkan pelayanan pertanian ke masyarakat dengan membuka layanan pada akhir pekan, seperti Kebun Plasma Nutfah Pisang dan kebun pembibitan hortikultura.

“Kegiatan ini sudah kami lakukan sejak awal September dan terus dipromosikan supaya lebih banyak masyarakat yang mengetahuinya,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Suyana, Sabtu (10/10)

Pada akhir pekan, Sabtu dan Ahad, masyarakat dapat berkunjung ke unit layanan pertanian tersebut untuk sekadar berekreasi, kunjungan edukasi, konsultasi pertanian hingga pembelian bibit tanaman. Pelayanan pada akhir pekan dilakukan mulai pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB.

Menurut dia, pembukaan layanan pada akhir pekan tersebut juga disesuaikan dengan kondisi di masyarakat yang biasanya memiliki lebih banyak waktu luang dibanding pada saat hari kerja. “Mereka bisa membeli bibit tanaman hias, tanaman buah, tanaman obat keluarga hingga bibit pisang dari berbagai varietas,” katanya.

Pada masa pandemi Covid-19, lanjut Suyana, animo masyarakat untuk berkebun atau bercocok tanam juga mengalami kenaikan sehingga Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta berupaya memfasilitasinya dengan membuka layanan pada akhir pekan.

“Fenomena pada masa pandemi adalah banyak hobi tanaman yang bermunculan, bahkan harga beberapa tanaman ikut meroket seperti aglonema, sansivera, anggrek, dan lainnya,” kata Suyana yang menyebut koleksi tanaman hias tersebut juga tersedia di kebun hortikultura.

Sedangkan untuk varietas bibit pisang yang bisa diperoleh di Kebun Plasma Nutfah Pisang di antaranya pisang raja, kepok, mas, ambon dan lainnya.

“Kami ingin memberikan pelayanan prima ke masyarakat. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini, merupakan saat yang tepat untuk menggalakkan kembali budi daya pertanian di perkotaan,” katanya.

Lahan perkotaan yang sempit, lanjut Suyana, tidak menjadi penghalang untuk melakukan budi daya pertanian sebagai upaya penguatan ketahanan pangan di masyarakat yang juga sejalan dengan program ketahanan pangan yang dibiayai menggunakan dana keistimewaan DIY yaitu Lumbung Pangan Mataram.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement