Ahad 04 Nov 2018 05:41 WIB

2.000 Hektare Kebun Pisang Seruyan Terserang Penyakit

Untuk sementara waktu disepakati lahan tersebut akan disterilisasi.

Pohon pisang, ilustrasi
Foto: Wordpress
Pohon pisang, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA PEMBUANG -- Tanaman pisang seluas 2.000 hektare milik petani di Desa Bangun Harja, Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, terserang penyakit akibat bakteri. "Dua ribuan hektare kebun pisang milik warga yang diserang penyakit ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya mengalami masalah serupa dan sudah ditangani," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Seruyan Sugian Noor di Kuala Pembuang, Sabtu (3/11).

Menurut Sugian, serangan pertama adalah penyakit layu fusarium yang disebabkan cendawan. Namun hal itu sudah berhasil diatasi. Setelah beberapa waktu berlalu, kebun pisang warga kembali diserang penyakit lain.

Penanganan kembali dilakukan DKPP Seruyan dengan menurunkan tim ke lapangan untuk melihat secara langsung kondisi perkebunan milik warga. Langkah selanjutnya adalah pengambilan sampel beberapa bagian tanaman, seperti batang, tongkol dan lainnya yang diserang penyakit. "Setelah sampel berhasil diperoleh, tahapan selanjutnya adalah melakukan uji laboratorium untuk identifikasi. Hasilnya, tanaman pisang tersebut positif ditemukan blood disease bacteria (BDB)," katanya.

Sugian mengatakan serangan penyakit ini merupakan hal baru bagi daerah itu sehingga perlu didiskusikan bersama untuk mencari solusinya. Akhirnya disepakati bahwa lahan tersebut akan disterilisasi. "Sudah kami sepakati agar sebagian lahan disterilisasi. Sementara sebagian lagi akan dilakukan peremajaan yaitu sekitar 644 hektare lahan yang terinfeksi," kata dia.

Sementara itu, Anggota DPRD Kalimantan Tengah Totok Sugiharto mengungkapkan program peremajaan yang telah disepakati tersebut akan dianggarkan pada tahun 2019 karena sudah tidak sempat dimasukkan pada tahun anggaran 2018. "Kami minta pemerintah kabupaten membuat rincian program dan kegiatannya, kemudian akan ditindaklanjuti melalui pembahasan di tingkat provinsi pada penganggaran tahun 2019," kata Totok.

Petani diimbau untuk bersabar karena proses sterilisasi memerlukan waktu cukup lama. Untuk sementara waktu, lahan yang ada bisa digunakan untuk menanam komoditas lain seperti jagung atau kedelai. "Tanaman pisang adalah komoditas andalan yang sejak lama dikembangkan warga setempat. Namun karena proses sterilisasi yang memakan waktu cukup lama, sehingga lahan yang kosong lebih baik ditanami dengan komoditas baru agar tetap produktif," ujarnya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement