REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Nasional Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia, Agung Nugroho, memantau penanganan Covid-19 oleh Pemprov DKI. Rekan Indonesia memberi masukan demi perbaikan penanganan Covid-19 di Ibu Kota.
Agung mengatakan masukan pertama ialah penanganan bencana sebaiknya menggunakan paradigma penanggulangan kondisi terburuk. Sehingga jika suatu saat kondisi terburuk terjadi maka sudah siap.
"Kedua, Pemprov sebaiknya fokus pada penambahan ruang isolasi sebanyak mungkin sebagai antisipasi jika angka pasien corona terus meninggi atau jika suatu saat terjadi ledakan angka positif," kata Agung dalam keterangan pers pada wartawan, beberapa waktu lalu.
Tidak berhenti sampai di situ, Agung menyarankan Pemprov agar meninggalkan spekulasi terhadap isolasi mandiri di rumah warga. Hal ini mengingat angka klaster rumah tangga atau keluarga cukup tinggi di DKI.
Terakhir adalah mendorong dan membangun peran partisipasi aktif warga untuk ikut terlibat langsung dalam penanganan corona di lingkungannya.
"Bisa dalam bentuk gugus tugas relawan di tingkat RT sebagai tenaga penggerak dalam membangun kesadaran warga dan sebagai tenaga sosialisasi/kampanye 3 M, serta tenaga pemantau kedisiplinan warga yang sedang melakukan isolasi mandiri di GOR atau hotel terdekat," ujar Agung.
Diketahui, data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI menyebutkan ada sekitar 2.560 klaster keluarga pada 4 Juni sampai dengan 14 September 2020. Dari jumlah tersebut sekitar 16.467 orang dinyatakan positif.