REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Nasional Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia Agung Nugroho menyatakan rencana Pemprov DKI Jakarta menempel stiker di rumah kepada pasien OTG yang menjalani isolasi mandiri tidak efektif. Sebab, isolasi mandiri di rumah tidak menjamin pasien patuh akan protokol kesehatan.
"Soal isolasi mandiri dan menempelkan stiker tidak efektif," tegas Agung dalam keterangan pers yang diterima Republika, Selasa (6/10).
Agung menilai penempelan stiker di rumah warga OTG yang menjalankan isolasi mandiri bakal menimbulkan masalah baru. Penempelan stiker malah dikhawatirkan tidak melindungi privasi pasien OTG.
"Bahkan bisa memicu stigma aib dan beban psikologis bagi warga serta berpotensi dikucilkan oleh lingkungannya," ujar Agung.
Agung khawatir penempelan stiker malah menimbulkan beban psikis pasien OTG. Beban itu bisa saja menyulitkan pemulihan pasien OTG.
"Jika ini terjadi maka Pemprov DKI Jakarta justru membuka ruang diskriminasi dan bisa membuat warga yang sedang melakukan isolasi mandiri menjadi stres," ucap Agung.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI menyebutkan ada sekitar 2.560 klaster keluarga pada 4 Juni sampai dengan 14 september 2020. Dari jumlah tersebut sekitar 16.467 orang dinyatakan positif Covid-19.