REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut, kurva kasus positif Covid-19 di wilayah setempat cenderung melandai seiring diintensifkannya operasi yustisi. Rate of transmission atau tingkat penularan Covid-19 di Jawa Timur di bawah angka 1 selama 14 hari.
"Per hari Senin (5/10) itu RT-nya (tingkat penularan) adalah 0,93. Artinya penyebaran kasus relatif terkendali," ujar Khofifah di Surabaya, Selasa (6/10).
Selain itu, lanjut Khofifah persentase pasien yang dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan tes yang dilakukan (positivity rate) juga menurun. Khofifah mengatakan, positivity rate Jatim sepekan terakhir berada di angka 10 persen. Padahal sebelum digelarnya operasi yustisi angka positivity rate Covid-19 Jatim berada di angka 16 persen.
"Artinya makin banyak yang dites, tapi makin sedikit kasus yang ditemukan," ujar Khofifah.
Pada Senin (6/10), terdapat penambahan 237 kasus baru positif Covid-19 di Jawa Timur. Sehingga, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Jatim secara keseluruhan sebanyak 45.135 orang. Dari jumlah tersebut, 38.688 orang atau di antaranya dinyatakan sembuh. Itu mencakup 85,72 persen dari kumulatif kasus Covid-19 Jatim.
Selain itu, terdapat 22 pasien Covid-19 di Jatim, yang dinyatakan meninggal dunia pada Senin (5/10). Sehingga, total pasien Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia di Jatim sebanyak 3.302 orang, atau setara 7,31 persen dari kumulatif kasus Covid-19 yang ada. Kasus kematian akibat Covid-19 di Jatim menjadi yang tertinggi secara nasional.