Ahad 04 Oct 2020 21:40 WIB

Mulai Tahun 2021, Mendes Prioritaskan SDGs Desa

Terdapat delapan arah pembangunan berkelanjutan desa yang menjadi tujuan SDGs Desa.

Rep: my33/my32/ Red: Fernan Rahadi
Dana desa/ilustrasi
Foto: ist
Dana desa/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengatakan penggunaan dana desa tahun 2020 tidak sesuai rencana semula. Dikarenakan dampak pandemi Covid-19, dana desa mengalami realokasi dan refocusing.

Langkah awal realokasi dan refocusing dana desa tahun ini adalah untuk desa tanggap Covid-19 dengan memberi instruksi agar desa-desa membentuk relawan desa lawan Covid-19.

“Alhamdulillah, sampai dengan hari ini relawan desa lawan Covid-19 se-Indonesia sudah mencapai 1.880.174 relawan yang dibentuk oleh sekitar 60 ribu desa dari (total) 74.953 (desa),” ungkapnya dalam Seminar Nasional dengan tema “Peran Pemuda dalam Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal” yang digelar Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gajah Mada (HMP UGM) dan dilaksanakan secara daring melalui Zoom Clouds Meeting, Sabtu (3/10). 

Kedua, dana desa difokuskan untuk padat karya tunai desa, dengan menempatkan kepada para pengangguran, warga miskin, dan kelompok marginal sebagai sasaran utama untuk dilibatkan di dalam pelaksanaan padat karya desa.

Abdul Halim juga memberi arahan untuk memprioritaskan penggunaan dana desa pada tahun 2021 kepada Sustainable Development Goals (SDGs) Desa. SDGs Desa adalah upaya terpadu percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan melalui perwujudan desa tanpa kemiskinan dan kelaparan.

SDGs Desa adalah turunan dari Peraturan Presiden nomor 59 Tahun 2017 tentang pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan nasional berkelanjutan atau SDGs nasional.

Menurut Abdul Halim, terdapat delapan arah pembangunan berkelanjutan desa yang menjadi tujuan SDGs Desa. Hal itu diwujudkan melalui desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, ekonomi tumbuh merata, peduli kesehatan, peduli lingkungan, peduli pendidikan, ramah perempuan, desa berjejaring, dan desa tanggap budaya.

"Ini merupakan inti sari dari arah kebijakan penggunaan dana desa 2021 sampai 2030 harapannya. Yang pasti kita ingin ukuran-ukuran yang sangat operasional ini diukur agar kita bisa mengetahui progres pembangunan desa di Indonesia," ujarnya.

Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Ganjar Pranowo mengatakan Indonesia memiliki 74.984 Desa yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Desa menurut Ganjar merupakan sumber daya kebudayaan yang menjadi basis kekuatan dan solidaritas bangsa.

Ia mengungkapkan, para anggota Kagama pun sudah tersebar di seluruh penjuru Indonesia untuk memajukan desa yang tertinggal. "Untuk itu (Keluarga Alumni Gadjah Mada) Kagama memiliki lebih dari 400 ribu alumni yang tesebar di berbagai negeri dan bahkan luar negeri. Kagama ini menjalankan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta pelestarian dan pengembangan ilmu yang unggul dan bermanfaat bagi masyarakat," ujar Ganjar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement