Ahad 04 Oct 2020 15:00 WIB

Mahfud Minta Tolong Kiai Sampaikan Bahaya Covid ke Rakyat

17 persen rakyat Indonesia tidak percaya dengan adanya Covid-19. 

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Menko Polhukam, Mahfud MD, mengenakan baju tradisional Mad.
Foto: Kemenko Polhukam.
Menko Polhukam, Mahfud MD, mengenakan baju tradisional Mad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, meminta para kiai untuk membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang Covid-19 dan pentingnya protokol kesehatan. Menurut Mahfud, suara kiai lebih didengarkan oleh masyarakat.

"Kalau dokter itu saya bawa, bahwa covid begitu, mereka sering ndak percaya. Kalau kiai (yang bilang) hati-hati penyakit, orang Madura itu takutnya sama kiai," ungkap Mahfud dalam Kampanye Protokol Kesehatan dan Sarasehan Ulama serta Tokoh Masyarakat, di Ponpes Annuqayah Guluk-guluk, Sumenep, Jawa Timur, Ahad (4/10).

Mahfud yang juga pernah menjadi santri di salah satu pondok pesantren di Madura mengaku paham betul peran kiai di kalangan masyarakat Madura. Dia menjelaskan, peran penting kiai dibutuhkan tidak hanya di pondok saja, tetapi juga di kalangan masyarakat dalam membangun kesadaran agar tetap mematuhi anjuran pemerintah dalam menekan penyebaran covid-19.

"Kiai memegang peran yang amat penting tidak hanya di pondok, tapi di juga di kalangan masyarakat, khususnya di Madura. Sebab dengan ketokohan, teladan, serta ilmu yang dimiliki, santri dan masyarakat Madura pada umumnya tunduk dan patuh pada kiai,” ujar Mahfud.

Mahfud berharap, ponpes yang didirikan KH Moh Syarqawi pada tahun 1887 itu dapat menjadi contoh dan garda terdepan dalam menekan angka penyebaran Covid-19 di pulau Madura. Ponpes Annuqayah saat ini memiliki 6.000 santri di dalamnya.

Di samping itu, berdasarkan data dari Gugus Tugas Covid-19 di Jawa Timur, Kabupaten Sumenep saat ini masih berstatus merah karena protokol kesehatan belum sepenuhnya dijalankan dengan baik. Itulah alasan mengapa Mahfud datang khusus ke pondok untuk menyambangi kiai dan para santri.

Pada kesempatan itu pula Mahfud menyampaikan, 17 persen rakyat Indonesia tidak percaya dengan adanya Covid-19. Mereka yang tidak percaya itu menganggap Covid-19 tidak ada dan hanya suatu isu politik atau isu yang digunakan oleh beberapa pihak untuk menjual obat.

"Jadi kira-kira 44 juta (masyarakat Indonesia) itu tidak percaya Covid. Katanya covid itu tidak ada. Itu hanya isu politik. Itu hanya orang jualan obat," tutur dia.

Usai berkampanye dan melakukan sarasehan ulama di Annuqayah, Mahfud dan rombongan dari Kantor Kemenko Polhukam Jakarta, melanjutkan kunjungan ke Pondok Pesantren Al Amien, Prenduan, Sumenep.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement