Ahad 04 Oct 2020 00:00 WIB

Kebahagiaan Mantan KKB Aceh Saat Putranya Masuk TNI 

Mantan KKB Aceh merasakan bahagia saat anaknya masuk TNI.

Mantan KKB Aceh merasakan bahagia saat anaknya masuk TNI.
Foto:

photo
TNI AD - ilustrasi - (antara)

Reintegrasi Aceh

Akademisi dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Dr M Adli Abdullah, SH,MCL menilai lulusnya putra Din Minimi tersebut dalam seleksi TNI AD merupakan salah satu bagian dalam upaya reintegrasi Aceh, sejak perdamaian antara Pemerintah RI dan GAM diteken pada 2005.

“Jadi ini sebenarnya bagian dari komitmen perdamaian, terjadi reintegrasi GAM di tengah masyarakat. Tidak lagi berbicara GAM atau apa, mereka sudah dapat pengampunan. Jadi kembali normal dalam masyarakat. Dengan adanya anak-anak GAM masuk ke TNI ini, maka akan lebih memperkuat reintegrasi,” kata Adli.

Dosen Fakultas Hukum Unsyiah itu mengatakan jauh sebelum putra Din Minimi, dalam proses reintegrasi Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dulu, seluruh tentara DI/TII tersebut juga direkrut menjadi prajurit TNI. Namun hal seperti ini tidak terjadi ketika masa GAM dan Pemerintah RI damai.

“Sebenarnya kalau ini bisa dijadikan sesuatu yang masif seluruh aceh, maka akan betul-betul melebur, tidak ada lagi yang namanya mantan GAM atau segala macam. Karena GAM ini lebih kepada perlawanan, bukan pemberontakan, akibat kekecewaan dari perlakuan pusat untuk Aceh sebagai darah republik, Aceh sebagai modal perjuangan, modal republik, yang dikecewakan, maka terjadi perlawanan,” ujarnya.

Perlawanan pertama, reintegrasi total bagus, sehingga tidak ada anak DI/TII yang jadi pemberontak lagi. Jadi kalau memungkinkan, bukan hanya anak Din Minimi, seluruh anak GAM, atau bukan GAM, apabila dia memiliki kemampuan dan persyaratan bisa jadi TNI itu sangat bagus untuk memperkuat reintegrasi, kata Adli.

Dia berharap, perdamaian Aceh itu tidak hanya berbicara tentang struktur atau hanya mengintegrasikan para tokohnya, tetapi harus dilakukan dengan pendekatan budaya agar perdamaian tersebut dapat berlangsung lama.

“Kalau pendekatan struktur itu tokoh yang diintegrasikan, tapi kalau ke anak itu bagian dari pendekatan kulturini, diintegrasikan semua,” tuturnya.

Wejangan Pangdam IM

Pangdam IM Mayjen TNI Hassanudin menyatakan bahwa Din Minimitelah membuktikan dan mempersiapkan dengan baik putranya untuk menjadi abdi negara. Sehingga pada 25 September lalu dinyatakan lulus seleksi dan berhak mengikuit pendidikan Secaba PK TNI AD Tahun 2020.

“Memang putrabeliau memenuhi syarat dan kriteria yang kami harapkan. Tentunya hal ini disiapkan beliau dari jauh hari, mulai syarat fisik, mental, akademik, dan lain sebagainya," kata Hassanudin.

Kata Pangdam IM, lulus seleksi secaba tersebut tidak mudah, tentu harus mengikuti serangkaian seleksi yang membutuhkan waktu panjang, ketat, serta adil dan transparan.

"Sehingga saya sebagai Pangdam IM merasa senang, merasa bangga bahwa putra daerah, seperti anak Pak Din, ini menyiapkan diri untuk menjadi re-generasi TNI AD,” ujar Pangdam.

Mayjen TNI Hassanudin menegaskan bahwa semua orang memiliki hak untuk mengabdi kepada negara melalui TNI AD. Kesempatan itu terbuka lebar bagi siapapun, hanya saja perlu mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti seleksi.

"Tentunya ke depan saya imbau kepada semua keluarga kita di Aceh, kalau memang ada yang berkeinginan, bercita-cita ingin mengabdikan diri melalui jalur TNI AD," katanya.

Dirinya sebagai Pangdam IM sangat membuka selebar-lebarnya kesempatan itu dengan catatan harus mempersiapkan diri sebaik mungkin karena persyaratan-persyaratan yang diberikan tidak ada yang rahasia, semuanya terbuka.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement