Jumat 02 Oct 2020 10:36 WIB

Arsip Tulisan 1953 Tentang Pemberontakan PKI Madiun

Kisah pembeontakan PKI 1948

Massa PKI ditangkap di Madiun 1948.
Foto:

Sebagaimana lazimnya dalam sejarah kekuasaan Komunis, mereka melakukan pembersihan untuk langkah pertama. Orang-orang yang menentang komunis dibersihkan lebih dahulu, sehingga kemuasaan Komunis dapat ditanamkan dengan tidak ragu-ragu. Di tiap-tiap negeri yang jatuh di tangan Komunis, pembersihan dilakukan. Pelajarilah sejarah negara-negara Komunis. Pembersihan-pembersihan terhadap lawan politik adalah suatu feit atau kenyataan sejarah. Membantah ini artinya memungkiri terbit matahari di timur di waktu pagi.

Berkenaan dengan pembersihan yang dijalankan oleh pemerintahan Komunis di Madiun, setelah mereka berkuasa di sana, surat kabar Mestika [di] Medan pada tanggal 2-10-1948 antara lain menulis sbb:

Berpuluh-puluh guru agama, pemimpin-pemimpin rakyat, pegawai negeri dan guru-guru telah dibunuh atau ditangkap di Madiun oleh kaum Komunis. Mereka itu termasuk golongan orang-orang yang terpelajar di antara rakyat Indonesia. Jika mereka sudah disingkirkan, maka dengan mudah rakyat dapat menjadi mangsa propaganda Komunis.

Sewaktu tentara Republik Indonesia memasuki Madiun, ternyata semua orang-orang yang ditangkap itu telah habis dibunuh oleh kaum Komunis.

Suara Indonesia Merdeka [edisi] tanggal 6-10-’48 mengumumkan keterangan yang diterima dari pihak militer (TNI) sbb:

Di dalam satu gedung (di Madiun) ditemukan mayat-mayat dari anggota TNI. Rupanya, sebelum ditembak mati, mereka telah disayat-sayat lebih dahulu, sehingga tak mungkin mengenal bentuknya lagi. Lantai gedung itu telah ditutupi dengan darah setebal 2 cm. Kepala Polisi Keresidenan juga telah dibunuh dengan cara kejam oleh tentara partai PKI –Muso.

Pegawai-pegawai negeri di Magetan dibunuh semuanya. Lurah-lurah Republik dilenyapkan dengan tidak meninggalkan jejak.

“Front Nasional” no. 3098 tanggal 26-10-1948 memuat laporan pandangan mata dari seorang pembantu dari Madiun, antara lain: (Bersambung ke halaman 39){28}

Sesudah perebutan kekuasaan, Madiun menjadi centrum dari pemerintah Komunis dalam Republik Indonesia. PKI melaksanakam aksi pembersihan; semua pemimpin-pemimpin Masyumi dan PNI ditangkap atau dibunuh dengan tidak diperiksa lebih dahulu. Kekejaman mencapai puncaknya tatkala Barisan Warok Ponorogo yang bersenjata revolver dan kelewang masuk Kota (Madiun). Di mana saja anggota Masyumi dan PNI atau orang-orang yang dicurigai ditemui, dengan tidak kenal ampun terus ditembak mati oleh Barisan itu. Kepalanya dipisahkan dengan kelewang dari badannya. Kota [Madiun] merupakan pemandangan yang mengerikan, bangkai manusia yang telah dibunuh dan disiksa berhamparan di sepanjang jalan-jalan raya. Pembunuhan besar-besaran itu berjalan berketerusan selama periode kekuasaan merah.

Pemberontak berkeliaran dalam negara

Sampai hari ini kaum pemberontak Madiun ini berkeliaran dalam negara kita dengan aman. Dapatkah keamanan dipulihkan dan hukum dijalankan kalau kaum pemberontak berjalan dengan leluasa dan menghasut-hasut untuk menimbulkan kekacauan dalam negara kita ini?

Bagaimana sikap Pemerintah dan Jaksa Agung terhadap pemberontak yang nyata ini??? {39}

------------

Keterangan:

Sumber: Aliran Islam. Suara Kaum Progresif Berhaluan Radikal [Nomor Madiun Affair], No. 52 TAHUN KE VII, SEPTEMBER 1953: 26-28, 39. Ejaan disesuaikan. Angka dalam tanda “{ }” merujuk pada halaman asli majalahnya. Kata-kata dalam tanda “[ ]” dan cetak miring merupakan tambahan dari penyalin. Cetak tebal mengikut teks aslinya. 

Penyalin: Dr. Suryadi, MA., Leiden University, Belanda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement