Jumat 02 Oct 2020 10:36 WIB

Arsip Tulisan 1953 Tentang Pemberontakan PKI Madiun

Kisah pembeontakan PKI 1948

Massa PKI ditangkap di Madiun 1948.
Foto:

Persiapan-persiapan pemberontakan Komunis Madiun, menurut tinjauan kita, dapat dibagi dalam 3 bagi[an]:

Menghasut-hasut rakyat membenci pemerintah Republik [Indonesia] dan memberi janji-janji yang muluk-muluk.

Melakukan infiltrasi ke dalam alat-alat negara.

Mempersiapkan pasukan-pasukan di luar alat-alat negara.

Menghasut-hasut rakyat untuk membeci pemerintah Republik Indonesia adalah geestelijke voorbereiding dari pemberontakan Madiun. Dalam surat-surat kabar dan rapat-rapat, pemimpin Komunis melakukan kritik-kritik yang telah meningkat kepada penghasutan. Kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam masyarakat akibat perjuangan dan revolusi dilemparkan kepada Pemerintah Republik Indonesia yang di waktu itu dipimpin oleh Hatta. Di samping itu, mereka memberikan janji-janji yang muluk-muluk kepada rakyat banyak. Kepada rakyat banyak mereka janjikan perbaikan kehidupan, pembagian tanah bagi kaum tani, memperbaiki kesehatan, memajukan pelajaran, dan lain-lain.

Pendeknya, usahanya dapat disimpulkan kepada dua hal, yaitu hasutan dan janji.

Orang-orang yang mengikuti surat kabar dan pidato-pidato pemimpin PKI sebelum pemberontakan Madiun akan merasakan hal ini dengan sungguh-sungguh. Teristimewa pidato-pidato Muso, gembong pemberontakan Madiun, tanggal 8 September 1948. Pidato itu berisi tiga garis besar, yaitu:

Maki-makian dan hasutan terhadap pemerintah Hatta.

Janji-janji yang bagus terhadap rakyat.

Propaganda untuk membawa rakyat Indonesia ke bawah pimpinan Rusia.

Infiltrasi ke dalam alat-alat negara juga dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh kaum Komunis. Infiltrasi itu dilakukan dengan [cara] mempengaruhi orang-orang yang berada dalam alat-alat negara atau memasukkan kader-kader Komunis ke dalam alat-alat negara seperti tentara dan polisi.

Sewaktu pemberontakan Madiun [terjadi], hal ini telah menjadi kenyataan. Brigade TNI yang berada di bawah pimpinan Letnan Kolonel Dahlan telah menjadi tulang punggung kaum pemberontakan Madiun. Selain infiltrasi ke dalam alat-alat negara, maka kaum Komunis juga mempersiapkan laskar-laskar bersenjata dengan berbagai jalan. Laskar-laskar bersenjata, yang berada di bawah pimpinan Biro Perjuangan Yogya, yang dipimpin oleh Jenderal Mayor Djokosujono, adalah tenaga-tenaga penting bagi persiapan pemberontakan Komunis. Sewaktu pemberontakan Madiun, Jenderal Mayor ini menjadi panglima besar tentara Komunis Madiun.

Meletusnya pemberontakan

Formeelnya pemberontakan Madiun dimulai tanggal 18 September 1948, karena pada tanggal itulah terjadinya perebutan kekuasaan di Madiun oleh kaum Komunis dari pemerintah Republik Indonesia. Tetapi yang sebenarnya [terjadi], pemberontakan telah dimulai tanggal 12 September 1948, yaitu dengan cara teratur sekali mereka merebut kekuasaan di desa-desa yang [ada] di sekeliling Madiun. Tanggal 18 September selesailah perebutan kekuasaan atas seluruh Madiun. Dan dari sana kaum Komunis membuat pernyataan untuk menguasai seluruh Jawa dan Republik Indonesia. Kepada rakyat mereka katakan bahwa pemerintahan Sukarno-Hatta telah hancur.

Tanggal 19 September 1948 Presiden Sukarno mengucapkan pidato dan amanat kepada seluruh rakyat Indonesia yang menyatakan pemberontakan kaum Komunis di Madiun terhadap {27} pemerintah Republik Indonesia. Ada dua hal yang penting kita cantumkan dari isi pidato itu di sini, yaitu:

Kaum Komunis mengadudombakan tentara yang Hijrah dengan tentara yang berada di Yogya dengan maksud memecah belah tentara RI, supaya mudah menghacurkan Republik Indonesia.

Membuat Madiun menjadi pangkalan [untuk] merebut kekuasaan atas seluruh Indonesia.

Antara lain Presiden Sukarno berkata dalam pidatonya itu sbb:

Tentara RI yang tetap di pedalaman diadu dombakan orang dengan pasukan-pasukan Hijrah, terutama terhadap pasukan-pasukan Siliwangi.

 

Orang mengusahakan untuk memecah Tentara kita supaya mudah menggulingkan pemerintah. Sekarang akan saya sampaikan kepada saudara-saudara suatu kejadian yang lebih menyedihkan kita lagi. Kemarin pagi, Muso dan PKI telah melakukan coup di Madiun. Di Madiun telah dirampas kekuasaan dan telah dibentuk suatu pemerintahan Sovyet ala Muso di sana. Perebutan kekuasaan ini mereka anggap sebagai permulaan dari usaha untuk menjatuhkan seluruh pemerintah Republik Indonesia.

Air mata dan darah

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement