Rabu 30 Sep 2020 21:52 WIB

Bio Farma Sebut Sinovac Mulai Jalankan Transfer Teknologi

Delegasi Sinovac melakukan kunjungan ke fasilitas Bio Farma pada 21-23 September.

Suasana fasilitas produksi vaksin COVID-19,  di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020).
Foto: ANTARA /Dhemas Reviyanto
Suasana fasilitas produksi vaksin COVID-19, di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan pengembang vaksin asal China, Sinovac Biotech, dan perusahaan farmasi Indonesia, Bio Farma, telah mulai menjalankan transfer teknologi pembuatan vaksin Covid-19. Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, dalam pemaparan media bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Rabu (30/9), menyatakan, terkait hal tersebut delegasi Sinovac telah melakukan kunjungan ke fasilitas Bio Farma pada 21-23 September 2020.

"Kunjungan ini fokus membicarakan mengenai pelaksanaan transfer teknologi proses produksi maupun pengujian mutu vaksin Covid-19 kepada Bio Farma, di samping melihat juga kesiapan Bio Farma untuk memproduksi bulk vaksin dari Sinovac," ujar Honesti.

Baca Juga

Honesti menambahkan, Sinovac juga membicarakan komitmen perusahaannya untuk mengirim bahan baku vaksin Covid-19 secara bertahap, yakni 50 juta dosis pada November 2020 hingga Maret 2021, dan Bio Farma mengharapkan tambahan 210 juta dosis untuk April 2021 hingga Desember 2021.

Pengembangan, termasuk uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia dilakukan atas kerja sama Bio Farma dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

"Untuk menjaga dan menjamin kualitas vaksin Covid-19, mulai dari bahan bakunya, BPOM akan melakukan kunjungan audit proses pengembangan dan produksi vaksin di fasilitas Sinovac di Beijing, China, pada awal bulan November mendatang," kata Honesti.

Uji klinis tahap III vaksin Covid-19 Sinovac di Bandung saat ini telah berlangsung selama satu bulan lebih, dengan 1.620 relawan yang menunjukkan hasil awal yang cukup baik tanpa laporan efek samping yang signifikan, dan ditargetkan selesai pada Mei 2021.

Sementara itu, Bio Farma akan mengajukan registrasi vaksin melalui mekanisme Otorisasi Penggunaan Darurat dengan menyampaikan laporan awal respons kekebalan tubuh pengguna vaksin, yang dijadwalkan pada Januari 2021.

"Sambil menunggu uji klinis selesai, persiapan produksi vaksin akan dimulai sejak bulan November sampai Desember 2020. Apabila uji klinis lancar, maka Bio Farma akan mulai memproduksi vaksin pada Januari 2021 mendatang," kata Honesti.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement