Ahad 27 Sep 2020 11:31 WIB

Cakada Golkar Harus Jadi Panutan Disiplin Protokol Covid

Partai Golkar tidak ingin ada klaster covid-19 baru selama Pilkada 2020.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Foto: Istimewa
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, Partai Golkar tidak ingin ada klaster covid-19 baru selama pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020. Kepada calon kepala daerah (cakada) yang diusung Partai Golkar, Airlangga berpesan agar para cakada yang diusung partai Golkar jangan sampai mendapat stigma covid.  

"Calon pemimpin akan diuji dalam tiga bulan ini bagaimana menjadi contoh atau panutan dan bagaimana menginspirasi masyarakat agar tertib dan disiplin dalam penegakan protokol kesehatan. Jika mereka berhasil, saat mereka dilantik nanti, maka tugas pertama mereka adalah memerangi Covid," kata Airlangga dalam keterangan tertulis kepada Republika, Ahad (27/9).

Baca Juga

Airlangga menambahkan, masyarakat sulit untuk memilih cakada yang mendapatkan stigma tersebut. Karena itu, Airlangga juga meminta para calon untuk membuat inovasi dengan memanfaatkan teknologi digital dalam berkampanye. 

"Kami mendorong agar Golkar melakukan kampanye berbeda. Lewat door to door, menggunakan medium teknologi, dan tampil secara digital di masyarakat misalnya lewat mobil LED yang berkeliling. Selain itu bagikan alat peraga kampanye  berupa masker, hand sanitizer dan tempat cuci tangan serta disinfektan," ujarnya. 

Apalagi, imbuh Airlangga, Golkar sudah menyediakan tiga juta masker untuk dibagikan. Selain itu, Partai Golkar juga telah membentuk Satgas Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan selama kampanye dengan melibatkan AMPG dan KPPG.

"Golkar commit untuk perang semesta melawan Covid-19," tegas Airlangga.

Selain itu, Airlangga juga meminta seluruh wakil rakyat di DPR dan DPRD untuk berjuang memenangkan calon dari Golkar. Airlangga menegaskan jika ada wakil rakyat dan kader partai beringin yang tidak mau bekerja memenangkan calon yang diusung Golkar maka harus diganti.

"Jika tidak sanggup kerja, maka lebih baik dibangkucadangkan dulu dan kita cari pemain lain yang siap kerja," tutur Airlangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement