REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Hasil riset Institut Teknologi Bandung (ITB), wilayah pantai selatan di Jawa Barat dibayangi potensi tsunami setinggi 20 meter. Menanggapi hal ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau agar warga di wilayah tersebut untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan.
"Potensi tsunami selalu ada dalam sejarah ribuan tahun pulau Jawa, jadi kewaspadaan itu harus ditingkatkan, kurangi pergerakan di wilayah itu yang tidak perlu," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Jumat (25/9).
Menurut Emil, waktu terjadinya banjir di Cicurug, ia sudah sampaikan dan sudah koordinasikan lewat kepala BPBD dan Wagub Jabar. Kepala daerah di wilayah masing-masing siaga satu karena musim hujan satu bulan datang lebih cepat.
Sebelumnya, Emil mengimbau masyarakat untuk selalu waspada jelang awal musim hujan 2020/2021 yang diperkirakan terjadi secara bertahap mulai Oktober mendatang.
Selain itu, Emil meminta para kepala daerah agar mengingatkan warganya untuk selalu waspada terhadap lingkungan tempat mereka menetap, termasuk tidak membangun rumah di bantaran sungai.“Para kepala daerah pun harus waspada dengan membuat contingency planning, tahapan prabencana menjelang musim penghujan tiba, karena musim penghujan ini (terkait) kebencanaan biasanya ada dua, (yaitu) banjir dan longsor,” katanya.
BPBD Provinsi Jabar ikut serta dalam asesmen bencana banjir bandang di Kabupaten Sukabumi, Senin (21/9). Banjir bandang tersebut disebabkan meluapnya sungai Citarik-Cipeuncit.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Jabar Dani Ramdan, 20 orang mengalami luka-luka akibat banjir bandang tersebut. Kemudian, dua orang meninggal dunia dan satu warga yang hanyut belum ditemukan.
"BPBD Provinsi Jabar memantau dan melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Sukabumi. Kami menurunkan lima anggota untuk membantu asesmen ke Kabupaten Sukabumi," kata Dani.
Berdasarkan hasil asesmen BPBD Jabar dan BPBD Kabupaten Sukabumi, bencana banjir bandang merendam tiga kecamatan, yakni Kecamatan Cicurug, Parungkuda, dan Cidahu. Banjir bandang itu menyebabkan 234 rumah terendam, dua rumah rusak sedang, satu rumah rusak berat, dan empat rumah hanyut. Kemudian, delapan unit jembatan terputus. Dani mengatakan, sekitar 210 Kepala Keluarga mengungsi akibat banjir bandang tersebut."BPBD Provinsi Jabar sudah mengirimkan bantuan logistik berupa makanan, selimut, dan terpal," kata Dani.