REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membangun puluhan sumur bor di sejumlah wilayah yang setiap tahun menjadi daerah langganan kekeringan. Termasuk memberikan bantuan pasokan air bersih dengan menyiagakan truk tangki dari Perumdam Cianjur ketika dibutuhkan warga.
"Untuk sementara pasokan air bersih akan dikirim ke wilayah yang terdampak kekeringan, namun ke depan kami akan membangun puluhan sumur bor di wilayah yang menjadi langganan kekeringan setiap tahun sebagai solusi ketika masuk musim kemarau," kata Bupati Cianjur, Herman Suherman di Cianjur Kamis (24/9).
Sepanjang musim kemarau tahun ini, pihaknya baru mendapat laporan dari delapan kecamatan yang tersebar di wilayah utara, timur dan selatan. Bahkan pihaknya telah menugaskan BPBD dan Perumdam untuk menyuplai kebutuhan air bersih untuk warga di wilayah terdampak.
"Untuk anggaran akan kita siapkan hingga Rp1 miliar, guna membangun sumur bor di beberapa wilayah yang menjadi langganan kekeringan setiap tahunnya," kata Herman.
Sementara seratusan Kepala Keluarga di Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Cianjur, Jawa Barat, kesulitan mendapatkan air bersih, bahkan warga terpaksa berjalan kaki hingga dua kilometer untuk mendapatkan air bersih pada malam hari agar tidak berebut dengan warga dari desa lain.
"Sudah hampir enam bulan warga di kampung kami kesulitan mendapatkan air, hujan sudah tidak turun selama itu, bahkan di wilayah lain sudah turun hujan di kami masih saja kemarau," kata Imas (46) warga Kampung Salakopi, Desa Haurwangi saat ditemui Kamis.
Ia menjelaskan, selama enam bulan terakhir warga di beberapa kampung terdekat mengandalkan sumber air dari bak penampungan di pinggir Sungai Cinangsi, untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari karena sumur dan kolam milik warga yang ada di wilayaah tersebut sudah kering tidak berisi air.
Termasuk untuk kebutuhan rumah tangga lainnya, warga terpaksa melakukannya di pinggir sungai yang debit airnya terus berkurang. Sedangkan untuk kebutuhan minum dan memasak warga satu desa harus rela mengantri di satu bak penampungan tersebut.
"Kalau tidak mau mengantri, warga mengambil air malam hari, kalau siang harus mengantri lama hingga berjam-jam karena berbaur dengan warga dari kampung lain. Untuk sampai ke bak penampungan dari kampung kami sekitar 2 kilometer, kalau dari kampung lain lebih jauh," katanya.
Bantuan air bersih dari pemerintah yang sudah beberapa kali diajukan tidak kunjung datang, bahkan warga di satu desa tersebut telah mengajukan bantuan air bersih dari BPBD dan Perumdam Cianjur, melalui pihak desa dan kecamatan, naun belum terelasasi.
Sekretaris Desa Haurwangi Dayat Iskandar, mengatakan sejak enam bulan terakhir seratusan kepala keluarga di wilayah tersebut kesulitan mendapatkan air bersih, terutama di Kampung Salakopi, sehingga pihaknya mengimbau RT dan RW untuk segera melakukan pendataan guna meminta bantuan pasokan air bersih dari pemerintah.
"Kami belum mengajukan bantuan karena belum mendapat laporan dan pengajuan dari masing-masing RT dan RW. Kalau sudah masuk kami akan mengajukan ke Perumdam atau BPBD. Bahkan kami berencana membuat sumur bor," katanya.