Kamis 24 Sep 2020 13:26 WIB

Menteri PPPA: Hindari Pertemuan Keluarga Besar Tatap Muka

Acara pertemuan keluarga besar bisa dilakukan secara daring atau offline

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga (kanan)
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengimbau masyarakat menghindari acara-acara keluarga besar yang dilakukan secara offline sehingga memunculkan kerumunan. Sebagai gantinya, acara pertemuan keluarga besar bisa dilakukan secara daring atau offline. Imbauan ini menyusul semakin tingginya temuan klaster penularan Covid-19 di level keluarga.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Puspayoga, menjelaskan bahwa pelaksanaan hajatan-hajatan yang berpotensi memunculkan keramaian lebih baik dilakukan secara daring. Menurutnya, perempuan sebagai manajer rumah tangga punya perang penting untuk melindungi keluarga dari penularan Covid-19.

"Kami sarankan di masa pandemi ini untuk mengurangi atau menghindari pertemuan-pertemuan kepada keluarga besar secara offline. Kalau seandainya ada hajatan. Salah satu contoh yang sederhana, seperti ulang tahun. Kami imbau, hindari secara offline, tapi bisa dilakukan secara daring," ujar Bintang dalam keterangan pers di kantor presiden, Kamis (24/9).

Tren penularan Covid-19 di Indonesia memang terus meningkat. Bahkan pada Rabu (23/9) kemarin, rekor penambahan kasus harian kembali terpecahkan dengan 4.465 kasus baru dalam satu hari. Pemerintah juga mencatatkan ada lebih dari 1.000 klaster penularan Covid-19 di Tanah Air, mulai dari klaster rumah sakit, perkantoran, komunitas, hingga keluarga.

 

Demi menekan risiko penularan di level keluarga, Bintang melanjutkan, setiap anggota keluarga harus punya kesadaran yang tinggi untuk saling melindungi. Salah satu perilaku yang harus dibiasakan adalah membersihkan badan setiap kali pulang dari bepergian atau aktivitas lain di luar rumah.

"Kenapa klaster keluarga meningkat, tidak menutup kemungkinan terpaparnya, ketika ayah atau ibu bekerja di luar rumah. Ini hal penting yang harus diperhatikan saat masuk rumah saya sarankan bersih-bersih badan, barulah berinteraksi dengan keluarga," kata Bintang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement