REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, masih menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal ini tetap dilakukan meskipun Cilacap telah memasuki masa pancaroba atau transisi dari musim kemarau menuju musim hujan.
"Dalam beberapa hari terakhir memang sering turun hujan, namun berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, hal itu belum berarti telah memasuki musim hujan karena masih masa pancaroba," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy saat dihubungi di Cilacap, Rabu (23/9).
Tri mengatakan, pihaknya masih menyalurkan bantuan air bersih untuk warga yang terdampak kekeringan. Berdasarkan data hingga tanggal 23 September 2020, BPBD Kabupaten Cilacap telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 15 tangki untuk 4.434 keluarga yang terdiri atas 15.021 jiwa di 12 desa dari delapan kecamatan.
"Kami masih menyalurkan bantuan air bersih bagi masyarakat yang membutuhkan karena musim kemaraunya belum berakhir, masih pancaroba, meskipun sudah sering turun hujan," ujarnya.
Kendati demikian, dia mengakui jika hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir telah mengakibatkan genangan di sejumlah lokasi, salah satunya di Sidareja. Selain itu, kata dia, beberapa wilayah Cilacap juga terjadi tanah longsor meskipun dalam skala kecil.
"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung pada masa pancaroba hingga musim hujan mendatang," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat yang bermukim di daerah rawan longsor untuk segera menutup rekahan tanah agar tidak longsor ketika terjadi hujan.
"Demikian pula terhadap saluran air agar segera dibersihkan, sehingga ketika hujan tidak tersumbat dan mengakibatkan banjir," katanya.