Kamis 17 Sep 2020 23:53 WIB

Sosok Muhammad Arifin, Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet

Letkol Laut M Arifin tetap semangat berjuang di Wisma Atlet.

Koordinator Dokter Lapangan Rumah Sakit Darurat (RSD) wisma atlet Letkol Laut M Arifin meninjau sanara dan prasara di Tower 5 RSD wisma atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (11/9). Rencananya tower 5 di RSD wisma atlet akan segera dibuka untuk pasien positif Covid-19 tanpa gejala untuk melakukan isolasi mandiri. Tower 5 ini berkapasitas sebanyak 886 kamar atau sekitar 1.772 tempat tidur.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika
Koordinator Dokter Lapangan Rumah Sakit Darurat (RSD) wisma atlet Letkol Laut M Arifin meninjau sanara dan prasara di Tower 5 RSD wisma atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (11/9). Rencananya tower 5 di RSD wisma atlet akan segera dibuka untuk pasien positif Covid-19 tanpa gejala untuk melakukan isolasi mandiri. Tower 5 ini berkapasitas sebanyak 886 kamar atau sekitar 1.772 tempat tidur.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, Beruntung, negeri ini memiliki sosok Muhamad Arifin. Ia seorang dokter gigi, spesialis orto, yang secara militer berpangkat Letnan Kolonel Laut. Keterlibatannya dalam Percepatan Penanggulangan Covid-19, sangat mengesankan.

“Ini tugas mulia. Saya merasa terhormat, karena dipercaya memimpin tugas mulia ini,” ujar Muhamad Arifin, pada Selasa (15/09/2020) lalu di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.  

Baca Juga

Disebut tugas mulia, karena ini adalah tugas kemanusiaan, untuk menyelamatkan beribu nyawa warga Indonesia, dari pandemi Virus Corona. Muhamad Arifin sudah terlibat sejak awal, sejak pemerintah mencanangkan Percepatan Penanggulangan Covid-19. Itu ditandai dengan mengevakuasi 245 warga Indonesia dari Kota Wuhan, China.   

Pesawat yang membawa mereka, mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, pada Minggu (02/02/2020), tepat pukul 08.30 WIB. Penanda Percepatan Penanggulangan Covid-19 berikutnya adalah ketika pada 9 Februari 2020 lalu, kapal pesiar World Dream menghentikan aktivitasnya karena penyebaran virus Corona.  

Ada 188 warga Indonesia sebagai ABK di kapal World Dream tersebut. Mereka kemudian dipindahkan dari kapal World Dream ke kapal KRI Suharso di perairan internasional, tak jauh dari Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Selanjutnya, mereka dikarantina di Pulau Sebaru Kecil, yang merupakan gugusan Kepulauan Seribu. Pulau itu adalah bagian dari Kabupaten Administrasi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.  

Penanda Percepatan Penanggulangan Covid-19 berikutnya adalah ketika pemerintah pada Selasa (03/03/2020), menyatakan akan membangun RS Corona di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Selanjutnya, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, “disulap” menjadi RS Darurat Covid-19, yang beroperasi, sejak Senin (23/3/2020).    

RS Corona di Pulau Galang,  yang merupakan fasilitas observasi, penampungan, dan karantina untuk pengendalian Covid-19 tersebut, secara resmi dioperasikan pada Senin (6/4/2020). Nah, di sejumlah titik penting Percepatan Penanggulangan Covid-19 tersebut, selalu kita temukan Letkol Laut Muhamad Arifin. Tentu, itu bukan kebetulan. Ia memang memiliki kompetensi untuk tugas-tugas mulia, dalam kondisi darurat. Saat ini, Letkol Laut Muhamad Arifin tercatat sebagai Komandan Batalyon Kesehatan I Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan.

Di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Muhamad Arifin adalah Komandan Lapangan, sejak RSDC Wisma Atlet dipersiapkan menjadi rumah sakit darurat. Pada masa awal, meski ia seorang dokter gigi spesialis orto, meski ia secara militer berpangkat Letnan Kolonel Laut, bahkan ia terjun langsung mengatasi AC yang rusak, hingga salurat air yang mampet.

“Dalam kondisi darurat, kendala harus bisa diatasi dengan cepat. Sebagai Komandan Lapangan, saya tak mungkin menunggu teknisi, karena situasinya darurat,” ungkap Muhamad Arifin tentang komitmennya melaksanakan tugas kemanusiaan tersebut. Komitmen serupa, juga ia tunjukkan, ketika bertugas di RS Corona di Pulau Galang.

 

Sepeda Cobra

Pada Selasa (15/09/2020) lalu, Letkol Laut Muhamad Arifin berdialog dengan beberapa tamunya di taman samping RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Dialog itu beberapa kali diinterupsi oleh deringan telepon masuk. Sebagai Komandan Lapangan di situasi darurat demikian, tentu banyak laporan yang masuk kepadanya. Semua membutuhkan keputusan cepat dan tepat.  

Di satu kesempatan, Muhamad Arifin pamit menuju Tower 2 RSDC Wisma Atlet, karena ada hal mendesak yang tak mungkin dia tunda. Setelah ia kembali, dialog pun dilanjutkan. Di kesempatan berikutnya, Muhamad Arifin pamit lagi, menuju Tower 7 RSDC Wisma Atlet. Kali ini, ia menggowes sepeda warna kuning.

Sepeda tersebut adalah alat transport Muhamad Arifin dalam kawasan RSDC Wisma Atlet. Sebagai gambaran, Wisma Atlet itu dibangun di atas tanah seluas 10 hektar, terdiri dari 10 tower. Total luas area bangunan Wisma Atlet mencapai 468.700 meter persegi. Memang, tidak semua tower digunakan untuk RSDC Wisma Atlet. 

photo
Letnan Kolonel Laut Muhammad Arifin berpose dengan sepeda operasionalnya. - (Dok Istimewa)

Tapi, itu untuk mendapatkan gambaran, betapa sepeda itu dibutuhkan Muhamad Arifin untuk mempercepat gerak dari tower yang satu ke tower yang lain. Di sepeda itu, digantungkan label bertuliskan “Cobra” dengan dasar hitam dan tulisan putih. Apa maksudnya? Muhamad Arifin menuturkan, cobra itu mengacu ke nama ular. Kita tahu, gambar ular selalu ada di tiap logo apotek di seluruh dunia. 

Beberapa literatur menyebutkan, ular yang dimaksud adalah ular milik Aesculapius atau Asclepius, seorang dewa yang dikenal sebagai dewa pengobatan dan penyembuh dalam mitologi Yunani. Nah, spirit untuk menyembuhkan itulah yang terus digelorakan oleh Muhamad Arifin kepada seluruh pemangku kepentingan di RSDC Wisma Atlet.  

Dengan kata lain, Muhamad Arifin melaksanakan tugasnya dengan sepenuh jiwa-raga. Ia menempatkan tugas ini sebagai tugas mulia, tugas kemanusiaan. Baik sebagai seorang dokter gigi spesialis orto, maupun sebagai militer berpangkat Letnan Kolonel Laut, Muhamad Arifin berupaya sepenuhnya agar para pasien kembali pulih.   

Dari serangkain tugas menyangkut evakuasi warga Indonesia dari Kota Wuhan, evakuasi warga dari kapal pesiar World Dream, pembangunan RS Corona di Pulau Galang, hingga pendirian RSDC Wisma Atlet ini, Muhamad Arifin menilai, Covid-19 adalah bagian dari sejarah bangsa-bangsa di dunia. Termasuk, bagian sejarah Indonesia.  

Ia berharap, agar seluruh warga berupaya secara sungguh-sungguh menghadapi pandemi Covid-19 ini. “Kita harus menghadapinya secara bersama-sama, dengan membangun solidaritas bersama. Antara lain, dengan menjaga kesehatan diri, supaya tidak tertular dan tidak menulari,” ungkap Muhamad Arifin, yang sudah dua tahun menjadi Komandan Batalyon Kesehatan I Marinir, Cilandak. 

Untuk menjaga kekompakan tim di RSDC Wisma Atlet, Muhamad Arifin secara intensif menggalang komunikasi dengan semua unsur yang terlibat dalam operasional. Baik dari kalangan TNI, Polri, Kemenkes, dan para relawan. Mereka secara bersama-sama bertekad: Pantang Pulang Sebelum Corona Tumbang. 

Muhamad Arifin menuturkan, dibutuhkan pengendalian diri yang kuat, untuk menjalankan tugas dalam konteks Percepatan Penanggulangan Covid-19 tersebut. Karena, karakter pasien sangat beragam. Ada yang selalu protes, karena harus menjalani swab test berkali-kali. Ada pula yang tidak sabar ingin segera pulang, padahal belum pulih. 

Selaku Komandan Lapangan, Muhamad Arifin menekankan kepada semua unsur yang terlibat dalam operasional, agar tak terpancing menghadapi berbagai perilaku pasien tersebut.

“Tugas kami adalah melayani pasien, agar proses perawatan berlangsung maksimal. Karena, ini bukan hanya menyangkut nyawa pasien tersebut, tapi sekaligus menyangkut keselamatan orang lain,” tukas Muhamad Arifin dengan penuh semangat.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement