REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil kembali mengimbau pada warga DKI Jakarta agar tak berwisata ke Jabar selama dua pekan ini. Hal itu terkait kembali diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kembali diperketat di Jakarta.
"Bukan larangan, kan kalau larangan pasti ada sanksi. Ini mah imbauan aja bahwa PSBB ketat DKI membuat namanya pengurangan pergerakan-pergerakan esensial. Jadi, yang kerja esensial dan lain-lain, tapi kalau pariwisata saya kira dalam kondisi 14 Hari ini kurangilah pergerakannya dulu," ujar pria yang akrab disapa Emil, Kamis (17/9).
Emil mengatakan, imbauan ini diberikan supaya nanti jangan sampai ketat di dalam Jakarta, tapi ternyata warga Jakarta pada keluar. "Ternyata kasusnya nggak turun karena pergerakannya tidak dibatasi. Jadi, ya lebih pada imbauan," tegas Emil.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ( Disparbud) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Dedi Taufik memastikan masyarakat dari DKI Jakarta tetap diperbolehkan untuk berwisata di Jawa Barat. Karena, tidak ada larangan khusus meski angka penyebaran kasus Covid-19 di DKI Jakarta saat ini masih tinggi.
Untuk mencegah penyebaran virus di tempat wisata, Dedi memastikan setiap kawasan wisata sudah memiliki gugus tugas untuk meminimalisir orang yang terpapar virus. Pariwisata di Jabar, akan menerapkan berbagai protokol kesehatan Covid-19 mulai dari penegakan penggunaan masker, pengecekan suhu, hingga menyediakan lebih banyak tempat mencuci tangan.
"Memang DKI Jakarta ini menjadi epicentrum dalam penyebaran virus. Kita harus antisipasi dengan penerapan protokol yang lebih ketat di seluruh tempat wisata di Jabar," ujar Dedi.
Dedi menilai, penutupan akses untuk warga DKI Jakarta datang ke Jabar sangat sulit dilakukan. Karena, sejauh ini mayoritas wisatawan lokal yang singgah ke Jabar berasal dari provinsi tersebut.
Misalnya, kata dia, di kawasan Puncak, Bogor, hampir 70 persen orang yang datang berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Begitu juga, mereka yang datang ke Pangandaran lebih banyak orang Jakarta dibandingkan dari Jawa Barat sendiri.
"Jadi untuk antisipasi kita telah menyiapkan berbagai prosedur dan fasilitas protokol kesehatan termasuk di kawasan destinasi wisata," kata Dedi.
Selama ini, kata dia, Dinas pariwisata di setiap kabupaten/kota sudah berupaya semaksimal mungkin dalam penerapan protokol kesehatan Covid-19. Pemprov Jabar pun sudah mewanti-wanti agar jangan sampai ada klaster baru penyebaran virus di kawasan ini.