Rabu 16 Sep 2020 21:19 WIB

Erick Thohir: Penanganan Covid Indonesia Lebih Baik

Dengan kerja keras dan gotong-royong, angka kematian bisa diturunkan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir. Erick mengatakan tren penanganan Covid-19 tergolong lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain.
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir. Erick mengatakan tren penanganan Covid-19 tergolong lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir mengatakan tren penanganan Covid-19 tergolong lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain. Dari segi tingkat kematian, Indonesia masih di bawah Taiwan.

"Tingkat kematian terus membaik. Pada April itu delapan persen, kemarin sudah di bawah empat persen. Dengan kerja keras dan gotong-royong, angka kematian bisa kita turunkan," ujar Erick dalam acara HSBC Economic Forum secara virtual di Jakarta, Rabu (16/9).

Baca Juga

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, lanjut Erick, Indonesia juga berada dalam posisi yang lebih baik ketimbang negara-negara G20 seperti Prancis, India, dan Inggris. Pun jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara. 

"Keputusan Pak Jokowi untuk tidak lockdown adalah keputusan tepat. Karena itu harus ada optmitisme Indonesia bisa keluar dari krisis ini," ucap Erick. 

Erick menyampaikan sejumlah lembaga internasional juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik pada tahun depan. Bahkan, Indonesia diprediksi menempati lima negara teratas dengan ekonomi terbaik pada 2024. Hal ini ditopang dengan bonus demografi dan kekayaan sumber daya alam.

Erick menyebut Indonesia memiliki pangsa pasar yang besar dan jumlah kelas menengah yang terus bertumbuh dari tujuh persen ke 20 persen. Dari 237 juta penduduk Indonesia, 52 juta itu ada kelas menengah. "Kalau kita bisa tumbuh sepertiga yakni 90 juta, kita akan punya potensi besar," lanjut Erick. 

Kendati begitu, Erick menyebut Indonesia masih harus memperbaiki sektor logistik dan iklim investasi. Pemerintah terus mempercepat pembangunan infrastruktur dan digitalisasi.

"Tidak ada artinya kalau kita sebagai bangsa Indonesia tidak mempersiapka perbaikan-perbaikan yang harus kita lakukan," ungkap Erick. 

Erick menyampaikan pemerintah terus berupaya mempermudah iklim investasi, salah satunya dengan RUU Cipta Kerja. Selain itu, BUMN juga terus melakukan transformasi agar lebih efisien, transparan, dan membangun ekosistem yang sehat dengan swasta.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement