Rabu 16 Sep 2020 17:07 WIB

Menteri Luhut: Penanganan Covid-19 Kini Lebih Rapi

Meski penanganan baik, vaksin tetap diperlukan untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, penanganan Covid-19 di Tanah Air kini semakin rapi dan tertib. Menurutnya, penanganan kali ini tidak seperti pada April serta Mei lalu yang banyak hambatan.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, penanganan Covid-19 di Tanah Air kini semakin rapi dan tertib. Menurutnya, penanganan kali ini tidak seperti pada April serta Mei lalu yang banyak hambatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, penanganan Covid-19 di Tanah Air kini semakin rapi dan tertib. Menurutnya, penanganan kali ini tidak seperti pada April serta Mei lalu yang banyak hambatan. 

Meski begitu, kata dia, untuk menghilangkan pandemi tersebut secara keseluruhan tetap diperlukan vaksin. "Vaksin pertama akan ada pada awal Desember, semoga bisa lebih cepat," ujar dia dalam peluncurkan Program Aktivasi Bangga Buatan Indonesia secara virtual, Rabu (16/9).

Baca Juga

Jika target vaksin tahun ini sebanyak 30 juta sampai 40 juta tercapai, kata dia, maka masa kritikal Indonesia tidak lama lagi. Kemudian tahun depan diharapkan kondisi semakin baik. 

"Jadi ayo UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) siapkan pertandingan lebih bebas lagi. UMKM harus bangga karena Anda ujung tombak perekonomian Indonesia, mari belanja dan Bangga Buatan Indonesia, mari kompak bawa Indonesia lebih bagus ke depannya," ajak Luhut. 

Ia menyebutkan, UMKM merupakan salah satu kontributor terbesar terhadap perekonomian nasional. Indonesia pun menjadi tiga besar negara di dunia yang kontribusi ekonomi kreatifnya besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), di bawah Amerika Serikat dan Korea Selatan. 

"Harus kita tingkatkan, apalagi jumlah pelaku UMKM 61 juta lebih. Kriya merupakan subsektor produk (UMKM) yang menyumbang ketiga terbesar terhadap PDB, pada 2019 nilainya 892 juta dolar AS dari 2018 sebesar 874 dolar AS," jelas Luhut. 

Mendorong UMKM, kata dia, merupakan salah satu solusi pemulihan ekonomi pada kuartal III dan kuartal IV. Pelaku UMKM pun didorong memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan produknya. 

"Sejak 14 Mei ada sekitar 1,8 juta unit lebih dari target 2 juta UMKM yang masuk ekosistem digital. Sekarang pasti sudah lebih, saat ini yang on boarding bisa mencapai 3 juta berarti kita bisa capai 150 persen dari target, ini berkat kolaborasi lintas kementerian dan lembaga," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement