REPUBLIKA.CO.ID, oleh Amri Amrullah, Eva Rianti
"Innalillahi wa inna ilaihi roojiun..."
Kabar duka tersebut disampaikan secara langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pesan singkatnya. Setelah sempat berjuang dalam kondisi kritis dalam perawatan intensif akibat terinfeksi Covid-19, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah meninggal dunia pada Rabu (16/9).
Anies pun memberikan penghormatan terakhir, melepas jenazah almarhum Saefullah. Penghormatan terakhir pelepasan jenazah dilakukan di halaman Balai Kota Pemprov DKI Jakarta.
Sebelum dimakamkan, jenazah Saefullah dibawa ke Balai Kota Jakarta untuk diberi penghormatan terakhir dari jajaran Pemprov DKI Jakarta. Jenazah Sekda dibawa menggunakan mobil jenazah dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Dalam pesan dukanya, Anies menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada pihak keluarga Saefullah. Anies menyebut Pemprov DKI kehilangan besar seorang birokrat andal.
"Beliau seorang pribadi yang baik, pekerja keras orang yang selalu mengutamakan untuk menyelesaikan semua tugas yang diembankan kepadanya," ujar Anies.
Anies mengaku bukan hanya dirinya yang merasa kehilangan sosok almarhum, bersama Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta, Wakil ketua DPRD, Wakil Gubernur dan seluruh jajaran pejabat Pemprov DKI merasakan kehilangan yang amat mendalam.
Anies berkisah, pada Senin (7/9) pekan yang lalu saat Sidang Paripurna DPRD, almarhum mengirimkan sebuah teks izin pamit karena kurang enak badan. Pada Selasa dalam sebuah rapat, Anies sampaikan dalam pengalaman bekerja bersama almarhum, beliau tidak pernah izin pamit karena sakit, namun hari itu almarhum izin sakit.
Beberapa hari kemudian, sambung Anies, almarhum menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto. Dan pada Rabu (16/9) siang, Allah memanggilnya pulang pada pukul 12.55 WIB.
"Almarhum meninggal pada usia 56 tahun, dan sudah mengabdi di DKI selama 36 tahun sejak 1984. Mulai berkarir sebagai guru sampai akhirnya kepala dinas di beberapa dinas wali kota dan Sekda Pemprov DKI Jakarta," ungkap Anies.
Anies mengingatkan, peristiwa ini adalah contoh nyata dari risiko Covid-19. Meninggalnya almarhum Sekda Saefullah menunjukkan betapa mengkhawatirkannya kondisi Covid-19 di Jakarta ini. Bisa menimpa pada siapa saja dan kapan saja, karena itu pastikan bahwa semua protokol kesehatan dijalani.
"Saya sering sampaikan jangan pernah lihat kematian itu dari statistik. Jangan pernah hanya bicara persentase ini adalah manusia ini adalah suami dari seorang istri, dari seorang anak, dari seorang ayah. Dan hari ini DKI kehilangan salah satu putra terbaiknya seorang Putra Betawi," paparnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti mengonfirmasi penyebab meninggalnya Saefullah. Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible dengan ARDS atau gagal napas bagi pasien terkonfirmasi Covid-19.
"Siang ini, Bapak Sekda kita, Bapak Saefullah, telah berpulang," kata Widyastuti, Rabu (16/9).
Widyastuti menjelaskan, almarhum Saefullah meninggal setelah mengalami kerusakan pada jaringan paru akibat infeksi Covid-19. Kerusakan yang tidak bisa diperbaiki itu mengakibatkan almarhum gagal napas.
"Hal ini karena tidak bisa terjadi pertukaran oksigen yang memadai. Mari kita semua doakan agar Bapak Saefullah dilapangkan di sisi-Nya," terang Widyastuti.
Sebelumnya, Saefullah menjalani perawatan di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan sejak 8 September 2020 hingga akhirnya dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto pada Ahad (13/9) dini hari. Rencananya jenazah Saefullah akan dimakamkan dengan protokol Covid-19 di tanah pemakaman keluarga di Rorotan, Jakarta Utara.
Saefullah telah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta sejak 17 Juli 2014. Sebelumnya, Saefullah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat pada 2008 - 2014.
Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Sekda DKI Jakarta Bapak Saefullah, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan
Pak Saefullah adalah sosok yang rajin dan cepat dalam bekerja pic.twitter.com/fGuNrWdyrm
— Basuki T Purnama (@basuki_btp) September 16, 2020
Selain akan dimakamkan dengan protokol kesehatan, pihak keluarga Almarhum menitipkan pesan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Pesan dari istri Hj. Rusmiati Saefullah tersebut adalah agar tidak perlu memgirim karangan bunga ke rumah duka.
"Pihak keluarga berpesan lebih baik agar uang yang sedianya digunakan untuk karangan bunga disedekahkan dan diniatkan atas nama alamarhum pak Sekda," pesan sang istri, Hj. Rusmiati Saefullah.
Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko mengatakan, almarhum Saefullah merupakan salah seorang tokoh yang dicintai masyarakat karena memiliki perhatian sangat besar.
"Warga meminta beliau bisa dimakamkan di makam wakaf keluarga. Tapi tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan," ujarnya, Rabu (16/9).
Sigit menegaskan, meski tidak dimakamkan di area pemakaman khusus pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, prosesi pemakaman Saefullah tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Peti jenazah disemprot cairan disinfektan. Petugas pemakaman juga menggunakan alat pelindung diri (APD) kesehatan," katanya.
Menurut Sigit, sebelum dimakamkan, jenazah almarhum rencananya disalatkan di Masjid Al Khoiriyah RT 04/08 dengan menerapkan protokol kesehatan. Jemaah yang ingin mengikuti prosesi shalat Jenazah pun hanya dibatasi sebanyak 40 orang.
"Ini sudah kita buat marking sebagai penanda 40 orang yang akan ikut shalat," imbuhnya.