REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta masih terus melakukan pelacakan (tracing) terhadap penyebaran Covid-19 di Kotabaru, Yogyakarta. Setidaknya, sudah sekitar sepuluh kasus yang dilaporkan di Kotabaru.
"Hasil swab 20 orang keluar negatif semua," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Senin (14/9) malam.
Tidak hanya warga, penyebaran Covid-19 di Kotabaru ini juga ditemukan hingga Kantor Kelurahan Kotabaru dan Satlinmas. Perluasan tracing pun dilakukan untuk memutus penyebaran Covid-19 di Kotabaru.
Artinya, tracing kasus positif di Kotabaru ini tidak hanya terhadap kontak erat dari kasus pertama yang ditemukan pada akhir Agustus 2020 lalu. Namun, dari tiap kasus baru positif yang dilaporkan juga dilakukan tracing.
"Dan juga kita masih menunggu hasil swab dari tracing kasus positif yang baru," ujarnya.
Seperti diketahui, kasus pertama yang ditemukan di Kotabaru, yakni warga berumur 81 tahun. Kasus ini meninggal dunia pada 26 Agustus 2020 lalu, namun baru dinyatakan positif Covid-19 pada 28 Agustus.
"Yang 81 tahun ini tidak ada aktivitas di luar karena sudah sepuh. Tapi kedatangan tamu dari Jakarta. Saat ini masih ditelusuri apakah kasus ini meninggal karena terpapar dari tamu yang datang dari Jakarta atau tidak," kata Heroe.
Dari kasus pertama yang sudah meninggal ini pun dilakukan tracing terhadap keluarganya. Didapatkan anak dan cucu yang satu domisili dengan kasus ini juga ikut terpapar Covid-19 dan dinyatakan positif pada 30 Agustus lalu.
Heroe menyebut, anak yang dinyatakan positif juga merupakan aktivis kampung yang memiliki mobilitas tinggi. Meluasnya penyebaran Covid-19 di Kotabaru dibawa oleh aktivis ini di lingkungan sekitarnya.
Lurah Kotabaru, satlinmas, hingga ketua RW ikut terpapar Covid-19 yang dibawa oleh dari aktivis ini. Karena memiliki mobilitas dan interaksi yang tinggi, pihaknya pun memperluas tracing.