Senin 14 Sep 2020 23:00 WIB

Kapolres: Sebagian Besar KKB Sudah Tinggalkan Tembagapura

Anggota KKB bergerak keluar setelah salah seorang pemimpinnya tewas.

Seorang personel Brimob bersenjata lengkap melakukan penjagaan saat rombongan penumpang bus Freeport berhenti di Mile 59 kawasan PT Freeport, Mimika, Papua, Jumat (16/8). Personel Brimob, TNI serta petugas keamanan PT Freeport melakukan penjagaan rombongan bus serta patroli dari Timika ke Tembagapura untuk mengantisipasi aksi penyerangan di kawasan itu
Foto: ANTARA FOTO
Seorang personel Brimob bersenjata lengkap melakukan penjagaan saat rombongan penumpang bus Freeport berhenti di Mile 59 kawasan PT Freeport, Mimika, Papua, Jumat (16/8). Personel Brimob, TNI serta petugas keamanan PT Freeport melakukan penjagaan rombongan bus serta patroli dari Timika ke Tembagapura untuk mengantisipasi aksi penyerangan di kawasan itu

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Kepala Kepolisian Resor Mimika, Papua, AKBP IGG Era Adhinata menyebut sebagian besar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang selama beberapa bulan bercokol di wilayah Distrik Tembagapura telah meninggalkan lokasi. Mereka kembali ke wilayahnya masing-masing.

"Setelah meninggalnya salah satu pimpinan KKB Kali Kopi atas nama Hengky Wanmang, dari hasil monitoring kami diketahui sebagian besar KKB yang masuk ke wilayah Distrik Tembagapura sudah kembali ke wilayah mereka. Kelompok yang kembali itu yakni Kelompok Lekagak Telenggen dan lainnya," kata AKBP Era Adhinata di Timika, Senin.

Baca Juga

Pihak kepolisian hingga kini masih terus memantau apakah masih ada KKB yang bercokol di wilayah Distrik Tembagapura, seperti di Kampung Baluni dan Jagamin, kawasan Aroanop, termasuk Kampung Waa-Banti, Kimbeli, dan Opitawak yang berdekatan dengan Kota Tembagapura.

"Kami masih terus melakukan monitoring. Yang jelas sebagian besar sudah balik ke wilayahnya, yang sekarang tertinggal di sana yaitu KKB yang memang ada di wilayah Mimika," ujar Era Adhinata.

Untuk mengecek kepastian situasi keamanan di wilayah Waa-Banti, Kimbeli dan Opitawak benar-benar sudah steril dari keberadaan KKB maka unit-unit intelijen akan dikerahkan ke lokasi-lokasi itu dalam waktu dekat.  Jika memang kondisi keamanan di wilayah itu benar-benar sudah siap, maka aparat bersama Pemkab Mimika dan PT Freeport Indonesia akan mempersiapkan rencana mengembalikan seribuan warga tiga kampung itu yang sementara ini mengungsi ke Timika sejak awal Maret.

"Tentu kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan PT Freeport Indonesia karena saat masyarakat turun dari Tembagapura ke Timika atas permintaan mereka sendiri mengingat situasi keamanan pada saat itu memang tidak aman," jelas Era.

Lebih dari seribuan warga Waa-Banti, Kimbeli dan Opitawak diungsikan sementara waktu ke Timika sejak awal Maret lalu saat beberapa kelompok KKB dibawah komandan operasi Lekagak Telenggen memasuki wilayah Distrik Tembagapura pada Februari.

Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw beberapa waktu lalu menyebut rombongan besar KKB termonitor masuk ke wilayah Distrik Tembagapura pada 14 Februari 2020. Rombongan besar KKB yang merupakan gabungan dari empat kelompok itu dipimpin oleh Lekagak Telenggen selaku komandan operasi.

Lekagak Telenggen sendiri diketahui merupakan pimpinan KKB Yambi yang bermarkas di Kabupaten Puncak Jaya. Ikut dalam rombongan besar itu, KKB Yambi, KKB Ilaga pimpinan Militer Murib, KKB Tembagapura pimpinan Seltius Waker dan KKB Ugimba pimpinan Guspi Waker.

Kelompok-kelompok ini kemudian bergabung dengan KKB yang ada di wilayah Mimika yang dikenal sebagai 'Kelompok Kali Kopi' pimpinan Joni Botak dan Hengky Wanmang.

Hengky Wanmang sendiri akhirnya tewas saat tim gabungan TNI-Polri menggerebek markasnya di kawasan Kali Kopi, Mimika pada 16 Agustus lalu.

Setelah memasuki kawasan Distrik Tembagapura, gabungan KKB itu kemudian melakukan sejumlah teror penembakan dan gangguan keamanan khususnya di kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia baik di Tembagapura. Mereka bahkan melakukan penyerangan ke pusat perkantoran Freeport di Kuala Kencana yang menewaskan seorang pekerja berkewarganegaraan Selandia Baru, Graeme Thomas Wall pada 30 Maret lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement