REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan warga Desa Belumai I dan Belumai II, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menekuni usaha budidaya ikan air tawar jenis nila dan ikan mas.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Benih Ikan (BBI) Belumai I, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Edy Sukriawan di temui Sabtu, mengatakan usaha budidaya ikan air tawar ini sudah ditekuni secara massal oleh warga setempat terhitung sejak 2000 lalu dan sampai kini masih bertahan.
"Di Desa Belumai I dan Belumai II ini terdapat 100 rumah tangga perikanan atau RTP yang tergabung dalam tiga kelompok perikanan, di mana terbanyak berada di Desa Belumai I," kata dia.
Usaha budidaya ikan air tawar dalam dua desa ini dilakukan dengan sistem usaha kolam air deras maupun kolam air tenang tambah dia.
Ia pernah mengalami kejayaan pada 2008-2015 serta menjadi ikon Provinsi Bengkulu, namun saat ini mulai mengalami penurunan akibat banyak petani ikan yang beralih kepada usaha lainnya karena ketiadaan modal, kemudian peristiwa banjir yang terjadi pada 2017 dan Mei 2020 lalu.
"Kita juga ada BBI yang sebelumnya menyiapkan benih untuk petani ikan disini dan juga untuk memenuhi kebutuhan luar daerah, tetapi saat ini dari 24 kolam yang masih berfungsi 13 kolam , sembilan kolam lainnya telah mengalami kerusakan dan kebocoran," jelasnya.
Dia mengharapkan, ke depannya kerusakan kolam BBI Belumai I dapat segera diperbaiki oleh Pemkab Rejang Lebong maupun pemerintah pusat sehingga nantinya bisa memproduksi benih ikan baik untuk memenuhi kebutuhan di Rejang Lebong maupun luar daerah.
Budidaya ikan air tawar yang dihasilkan petani di Desa Belumai I dan Belumai II cukup prospek karena didukung pengairan dari Sungai Belumai yang masih bersih karena bersumber dari mata air pegunungan.