Sabtu 12 Sep 2020 00:19 WIB

Pengusaha Konveksi Atribut Kampanye Terdampak Pandemi

Pesanan saat ini sangat jauh berkurang dibandingkan saat Pilkada yang dulu.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Pengusaha konveksi memproduksi atribut kampanya pasangan calon dalam Pilkada serentak 2020. Tahun ini, pesanan atribut paslon tidak sebanyak pemilu sebelumnya lantaran pandemi Covid-19.
Foto: dok. Istimewa
Pengusaha konveksi memproduksi atribut kampanya pasangan calon dalam Pilkada serentak 2020. Tahun ini, pesanan atribut paslon tidak sebanyak pemilu sebelumnya lantaran pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Biasanya, dalam perhelatan pesta demokrasi selalu memberi keuntungan bagi para pengusaha konveksi yang memproduksi atribut kampanye bagi pasangan calon. Namun, hal itu nampaknya tak berlaku dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun 2020 ini lantaran masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

Dampak pandemi dirasakan oleh pemilik Konveksi Jersey Wikwik Apparel di Dusun Pundungrejo Rt 04 Rw I Desa Jati Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Dendi Christanto. Dendi mengatakan, pesanan saat ini sangat jauh berkurang dibandingkan saat Pilkada Karanganyar pada 2018. Pandemi Covid-19 telah memukul usaha konveksi. 

Baca Juga

Masuknya pesanan atribut kampanye dari tim pemenangan peserta Pilkada 2020 diklaim belum mampu memulihkan kondisi usahanya. "Perekonomian sekarang sedang tidak bagus. Yang jelas pesanan atribut Pilkada tidak berpengaruh signifikan. Kami masih bisa bertahan saja sudah bagus," jelasnya kepada wartawan, Jumat (11/9).

Dendi mempekerjakan tujuh pegawai di bengkel kerjanya. Produksi konveksi tersebut memiliki peralatan mulai dari mesin cetak, obras dan mesin pemotong kain. "Dari segi peralatan, kami mampu memproduksi nonstop. Tetapi, pesanan yang masuk memang berkurang drastis," ucapnya.

Dendi mengaku, selama menjelang Pilkada ini hanya menggarap pesanan parsial dari timses pasangan calon. Contohnya, masker bertulis nama paslon dan kaus bergambar logo partai politik pengusung.

Dia telah menerima pesanan dari timses bakal pasangan calon yang diusung PDIP dalam Pilkada Solo, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa. Selain itu, dia juga menerima pesanan dari timses bapaslon Bupati-Wakil Bupati Sukoharjo Etik Suryani-Agus Santosa dan saingannya Joko Paloma-Wiwaha Aji Santosa.

Pesanan 1.000 buah masker bertuliskan Gibran-Teguh juga telah diselesaikan pada Agustus 2020. Menurut Dendi, selain memesan ke konveksinya, timses paslon tersebut juga memesan ke tempat usaha lain. "Butuhnya 3.000 buah, tetapi yang masuk ke saya 1.000 buah," ungkapnya.

Meski jumlah pesanan menurun, Dendi mengaku pernah menolak pesanan lantaran anggaran dan tenggat waktu tidak masuk akal. Dia menyontohkan, waktu Pilpres 2019 ada pesanan kaus lima juta potong dengan tenggat waktu satu bulan. Dendi menolak pesanan tersebut karena merasa tidak mampu menyelesaikannya.

Dia menyebut, keuntungan yang diperoleh tidak banyak. Dia menyebut, laba yang didapat tidak sampai Rp 1.000 per potong kaus. Selama ini, jenis kaus yang paling banyak dipesan berbahan hyget. Sebab, harganya paling murah, yakni kurang dari Rp 10 ribu per potong. Jenis lainnya, fullprint dengan harga Rp 25 ribu per potong. "Yang paling banyak dipesan bahan hyget karena murah. Itu pun kami tidak banyak mengambil untung," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement