REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Penyebab kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Blok Pejaten, Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, hingga kini belum diketahui. "Masih kami selidiki penyebabnya," ujar Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Ayip Sutrisno, kepada Republika.co.id, Kamis (10/9).
Api pertama kali terlihat oleh Pengelola Wisata Batu Karang dari Blok Vila Wisata Batu Karang pada Rabu (9/9) sekitar pukul 07.30 WIB. Upaya pemadaman pun langsung dilakukan oleh tim dari Balai TNGC, Polri, TNI, BPBD dan masyarakat.
Hingga Rabu sore, api masih terpantau satu titik di Blok Pejaten dan terus diupayakan penanganannya. Selain itu, petugas gabungan pun masih melakukan penyisiran dan mop up ke beberapa titik yang masih terdapat kepulan asap. "Alhamdulillah saat ini sudah padam seluruhnya. Mudah-mudahan situasinya aman," tukas Ayip.
Ayip menyebutkan, kawasan hutan TNGC Blok Pejaten yang terbakar itu didominasi ilalang, pohon sonokeling dan pohon malaka. Luas lahan yang terbakar diperkirakan sekitar lima hektare.
Sebelumnya, kebakaran hutan di kawasan TNGC juga terjadi di Blok Cirendang, Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan pada 17 Agustus 2020. Selain di blok tersebut, kawasan hutan TNGC yang terbakar juga terjadi di Blok Pajaten dan Blok Gunung Rangkong.
Kebakaran saat itu menimbulkan kerugian berupa terbakarnya kawasan hutan TNGC yang didominasi ilalang, pohon Sonokeling dan pohon Malaka. Adapun luas lahan yang terbakar sekitar 15 hektare.