Kamis 10 Sep 2020 03:20 WIB

Sebagian Besar OTG di Kota Yogyakarta Isolasi Mandiri

Pemkot masih mengupayakan untuk mendapatkan shelter baru khusus OTG di Yogyakarta.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas memberhentikan pengguna jalan yang tidak mengenakan masker saat razia masker di Pasar Karanggan Yogyakarta, Selasa (4/8/2020). Razia yang dilakukan oleh perugas gabungan dari Satpol PP, Polisi,  dan TNI Daerah Istimewa Yogyakarta itu guna mengedukasi masyarakat tentang pentingya penggunaan masker menyusul banyaknya khasus OTG COVID-19.
Foto: Antara/Andreaz Fitri Atmoko
Petugas memberhentikan pengguna jalan yang tidak mengenakan masker saat razia masker di Pasar Karanggan Yogyakarta, Selasa (4/8/2020). Razia yang dilakukan oleh perugas gabungan dari Satpol PP, Polisi, dan TNI Daerah Istimewa Yogyakarta itu guna mengedukasi masyarakat tentang pentingya penggunaan masker menyusul banyaknya khasus OTG COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, kasus positif Covid-19 yang merupakan orang tanpa gejala (OTG) tidak dirawat di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19. Namun, sebagian OTG ini melakukan isolasi secara mandiri.

Hal ini dikarenakan pihaknya belum mendapatkan shelter baru yang khusus untuk OTG. Sehingga, pihaknya saat ini masih mengupayakan untuk mendapatkan shelter baru khusus untuk OTG di Kota Yogyakarta.  

Baca Juga

Shelter untuk OTG ini sebelumnya sudah disediakan pada Maret 2020 lalu di beberapa hotel dan balai diklat yang ada di kota Yogyakarta. Shelter itu pun sudah tidak ada OTG yang menempati dikarenakan kasus Covid-19 turun di Kota Yogyakarta.

Namun, pada Agustus 2020 lonjakan kasus terjadi, bahkan ada klaster baru penularan Covid-19 yang muncul di Kota Yogyakarta. Sementara, shelter tersebut sudah mulai digunakan untuk kepentingan lain.

"Ini sudah beberapa hari kita mencari shelter. Untuk balai diklat sebagian besar sedang digunakan untuk diklat, sehingga tidak memungkinkan kita meminjam. Hotel-hotel sebagian besar juga ada isinya, tidak mungkin kita mencampur (tamu) dengan OTG," kata Heroe di Ruang Bima Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Rabu (9/9).

Sehingga, saat ini sebagian besar OTG harus isolasi mandiri di rumah. Sebagian OTG lainnya ditempatkan di posko yang sudah disediakan oleh Pemkot Yogyakarta.

Salah satunya yang ditempatkan di posko yakni kasus positif dari klaster Warung Soto Lamongan, Umbulharjo. Kasus dari Soto Lamongan ini sudah mencapai 22 kasus dan penyebaran kasusnya ada di keluarga pedagang dan pembeli. "Jadi yang Soto Lamongan itu kita ada posko karena kita belum mendapatkan shelter. Di sana dimonitor oleh Dinkes, Satpol PP, camat dan kelurahan untuk memonitor dan menyuplai di sana," ujarnya.

Heroe menyebut, pihaknya akan menjadikan RS Pratama sebagai shelter sementara, jika dalam waktu dekat ini kasus positif yang merupakan OTG masih terus meningkat. Namun, jika pihaknya tidak segera mendapatkan shelter baru, kemungkinan akan dibentuk rumah sakit lapangan untuk OTG.

"Kalau ada kasus (baru) larinya nanti ke RS Pratama. Kita menyediakan shelter untuk mereka yang memang tidak layak untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya," jelas Heroe.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement