REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat yang positif Covid-19 di Provinsi Jawa Barat, mayoritas berstatus orang tanpa gejala (OTG). Namun, pasien positif covid-19 yang harus dirawat pun cukup banyak.
Menurut Gubernur Jabar yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Ridwan Kamil, pasien harus menjalani perawatan di ruang-ruang isolasi rumah sakit rujukan Covid-19 di Provinsi Jabar. Yakni, sekitar 2.000 pasien di antaranya
"Total dari kasus aktif 5.000-an di Jabar, yang dirawat di rumah sakit sekitar 2.000-an orang, 40-an persen. Sedangkan 60 persennya melaksanakan isolasi di rumah masing-masing atau di fasilitas khusus," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil dalam konferensi pers yang digelar secara virtual dari Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Rabu (9/9).
Saat ini, Emil tengah menghadapi tantangan, yakni meningkatkan tingkat kesembuhan pasien Covid-19. Pasalnya, berdasarkan analisa pihaknya, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Jabar belum maksimal.
Untuk mengatasi hal itu, pihaknya akan mempelajari keberhasilan penyembuhan pasien Covid-19, seperti ratusan pasien pada klaster Secapa AD yang seluruhnya telah dinyatakan sembuh.
"Kami sedang mempelajari kasus keberhasilan penyembuhan, salah satunya di Secapa AD. Sehingga, metoda, obat, dan lain-lain akan kami rekomendasikan kepada 5.000-an kasus aktif yang ada di Jabar," katanya.
"Mudah mudahan seiring dengan kesembuhan karena tingkat kematian di Jabar relatif rendah, membuat kondisi lebih terkendali," kata Emil.
Menurut Emil, kasus Covid-19 di provinsi yang dipimpinnya, kecenderungannya masih naik turun. Saat ini, kata dia, kecenderungannya naik menyusul munculnya klaster-klaster keluarga.
"Klaster keluarga sedang kita teliti, sementara klaster industri sudah mulai menurun seiring dengan penguatan kesepahaman, yaitu mengawasi pekerja sepulang dari tempat kerja," katanya.
Dalam kesempatan itu, Emil juga menyampaikan kabar baik bahwa Jabar kini telah mampu melaksanakan pengetesan Covid-19 hingga 50 ribu tes setiap pekannya. Dengan kapasitas pengetesan yang meningkat drastis tersebut, Emil yakin target pengetesan terhadap 1 persen dari total populasi di Jabar dapat segera tercapai.
"Berita baiknya, kata dia, Jabar sudah melakukan pengetesan per pekan di atas 50 ribu, melompat dari 19.000 ke 50.000. "Sehingga butuh sekitar lima Minggu lagi kita bisa mengikuti standar (pengetesan) WHO yang ada, yaitu 1 persen (total populasi)," paparnya.