REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya Supomo membantah adanya muatan politik pada kejadian kemunculan logo PDIP di materi pembelajaran kelas 1 SD yang disiarkan langsung SBO TV pada Selasa (8/9). Logo tersebut muncul pada program 'Belajar dari Rumah Bersama Guruku'.
Program tersebut merupakan metode pembelajaran yang dikerjasamakan Pemkot Surabaya dengan SBO TV dan TV9. Tujuannya, untuk memenuhi pembelajaran anak-anak di masa pandemi Covid-19.
"Tidak ada muatan apa-apa. Kita melakukan pembelajaran melalui televisi dalam rangka mencukupi kesulitan-kesulitan pembelajaran masa pandemi," ujar Supomo.
Supomo menegaskan, setiap materi pembelajaran yang ditayangkan melalui siatran televisi tersebut disiapkan oleh guru yang bersangkutan dari buku panduan yang disediakan. Dinas Pendidikan, kata dia, tidak melakukan penyaringan terhadap materi pembelajaran yang disiapkan guru. Karena semua materi berpatokan pada buku yang ada.
"Materinya kan dari buku tema. Kita tidak keluar dari buku. Setiap hari Sabtu ada evaluasi dan pembinaan. Sehingga, kita tidak keluar dari buku panduan," kata Supomo.
Sebelumnya, Twitter diramaikan cuitan materi pembelajaran kelas 1 SD di Surabaya yang disisipi lambang PDI Perjuangan. Bermula dari cuitan akun @cgandra_ds yang memuat potongan video yang ditayangkan SBO TV. Video tersebut merupakan potongan dari program 'Belajar dari Rumah Bersama Guruku' yang merupakan kerja sama antara Pemkot Surabaya dengan SBO TV.
Program tersebut merupakan upaya Pemkot Surabaya menunjang pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19. Video yang diunggah tersebut berisikan materi tentang sila-sila dalam Pancasila. Di mana seorang guru menjelaskan makna lambang-lambang Pancasila, mulai sila kesatu hingga sila kelima. Kemudian saat menjelaskan sila keempat, yang ditampilkan adalah lambang PDI Perjuangan.
Cuitan tersebut pun mengundang berbagai respon dari para netizen. Ada yang menanggapinya dengan candaan. Namun ada juga yang menganggap hal tersebut sebagai bentuk propaganda. "Propaganda sejak dini," tulis akun @makelarrmobil.