Sabtu 05 Sep 2020 03:40 WIB

CEPI akan Uji Kelayakan Bio Farma Produksi Vaksin Covid

Uji kelayakan atau due diligence rencananya dilakukan mulai 14 September

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Presiden Jokowi bersama Ketua Pelaksana KPCPEN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyaksikan uji klinis vaksin covid di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8).
Foto: KCPEN
Presiden Jokowi bersama Ketua Pelaksana KPCPEN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyaksikan uji klinis vaksin covid di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Wabah (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/CEPI) akan melakukan uji kelayakan terhadap PT Bio Farma (Persero) untuk pengembangan vaksin Covid-19.

Uji kelayakan atau due diligence rencananya dilakukan mulai 14 September mendatang oleh badan kemitraan publik-swasta yang berbasis di Oslo, Norwegia itu. “Kita akan mempersiapkan due diligence ini sebaik mungkin sehingga hasilnya akan baik,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pengarahan media secara virtual, Jumat.

Baca Juga

Menurut Retno, Bio Farma telah masuk dalam daftar produsen obat potensial untuk vaksin Covid-19 CEPI sehingga memiliki peluang lebih besar untuk bekerja sama dengan badan tersebut. CEPI, Aliansi Vaksin GAVI, serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah tiga institusi utama pelopor Fasilitas Akses Global vaksin Covid-19 (COVAX) yang dibentuk untuk memastikan akses adil dan merata atas vaksin Covid-19.

“Rencananya COVAX akan mendistribusikan vaksin sebanyak 2 miliar dosis hingga akhir 2021 ke seluruh negara di dunia,” ujar Menlu Retno.

Untuk itu, diplomat Indonesia khususnya di Jenewa, Swiss yang menjadi basis GAVI dan WHO serta di Oslo, di mana CEPI berada, terus berupaya membantu pengadaan vaksin COVID-19 melalui kerja sama multilateral ini. “Detail pembahasan mengenai mekanisme pendistribusian biaya, besaran vaksin, dan lainnya masih terus dibahas oleh GAVI pada akhir September 2020,” kata Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement