REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Jawa Barat mencatat bahwa bencana kekeringan di wilayahnya berdampak pada 17.378 keluarga atau 54.194 warga. Berdasarkan pemetaan di lapangan, sembilan kecamatan yang terdampak kekeringan itu adalah Citeureup, Jasinga, Tenjo, Cariu, Ciampea, Cigudeg, Klapanunggal, Jonggol dan Gunungputri.
"Angka tersebut diambil dari 31 desa yang terdampak kekeringan yang ada di sembilan kecamatan," ungkap Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor M Adam Hamdani di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (4/9).
Adam menyebutkan, BPBD Kabupaten Bogor sejauh ini sudah mengerahkan empat armada mobil tanki yang masing-masing berkapasitas 5.000 liter untuk mendistribusikan air bersih. Pihaknya juga mengimbau kepada pemerintah wilayah baik desa maupun kecamatan, untuk sesegera mungkin bersurat ke BPBD jika terjadi musibah kekeringan di wilayahnya.
"Kalau ada kekeringan, silakan bersurat kepada kami agar kami bisa tindak lanjuti dan berikan bantuan air bersih. Tapi jangan lupa, lampirkan jumlah KK dan jumlah masyarakat terdampak agar kami bisa sesuaikan pendistribusian air bersihnya," kata Adam.
Di samping itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat mencatat ada sekitar 302 hektare lahan di wilayahnya yang terancam gagal panen karena dilanda musim kemarau.
"Di Jonggol 164 hektare dan di Sukamakmur 138 hektare sawah terancam gagal panen," ujar Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Siti Nurianty di Cibinong, Kabupaten Bogor.
Menurutnya, Pemkab Bogor tidak bisa memberikan banyak bantuan untuk membantu para petani yang akan mengalami gagal panen. Pasalnya, sumber air di sekitaran sawah sulit ditemukan.
"Kami sudah kirim pompa air. Tapi, masalahnya tidak ada sumber air. Tidak ada airnya," tuturnya.